Meski taruhannya nyawa, para anggota "patuh" pada perintah pemimpinnya. Bahkan, para pemimpin dan anggota lainnya akan memuji, menganggap pahlawan kepada para anggota yang "berhasil" menciderai/menebas "yang dianggap musuh/lawan" bahkan masyarakat yang tidak bersalah/berdosa.
Pertanyaannya lagi, apakah menyelidiki dan mengusut hingga meringkus para "dedengkot" gengster dan tawuran, sulit? Jawabnya, "kelihatanya" sulit. Karena faktanya: gengster yang meresahkan, tawuran, timbulkan korban terus ada, terus dapat berkeliaran bahkan dengan tentengan senjata tajam (sajam) yang kini malah semakin familiar dilihat masyarakat.
Pelaku tawuran pun terus ada dan sangat mudah melakukan aksi tawuran dengan berselempang sajam seolah mereka jagoan dan pahlawan.
Apakah pernah dengar Pak Presiden dan Anggota DPR prihatin lalu menginstruksikan untuk memberantas gengstern dan tawuran di negeri ini? Ah, mereka hanya sibuk dengan kepentingannya sendiri.
Adakah di negara lain, terbudaya kegiatan tawuran bersajam? Adakah gengster di negara lain, seperti gengster bersajam di +62 yang kerjanya bikin resah dan menjadikan masyarakat tak bersalah/berdosa menjadi korban jiwa?
Apakah bila para sesepuh gangster dan tawuran ditangkapi lalu akan ada gengster baru dan pelaku tawuran baru? Lalu, sesepuh gengster dan tawuran  yang baru, ditangkapi lagi, tetap akan ada gengster dan tawuran baru? Bila terus dilakukan tindakan pencegahan. Apakah "penyakit" gengster dan tawuran tidak akan bisa disembuhkan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI