Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gangster dan Tawuran Bukan Laten, Mengapa Terus Ada Regenerasi

7 Oktober 2024   09:10 Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski taruhannya nyawa, para anggota "patuh" pada perintah pemimpinnya. Bahkan, para pemimpin dan anggota lainnya akan memuji, menganggap pahlawan kepada para anggota yang "berhasil" menciderai/menebas "yang dianggap musuh/lawan" bahkan masyarakat yang tidak bersalah/berdosa.

Pertanyaannya lagi, apakah menyelidiki dan mengusut hingga meringkus para "dedengkot" gengster dan tawuran, sulit? Jawabnya, "kelihatanya" sulit. Karena faktanya: gengster yang meresahkan, tawuran, timbulkan korban terus ada, terus dapat berkeliaran bahkan dengan tentengan senjata tajam (sajam) yang kini malah semakin familiar dilihat masyarakat.

Pelaku tawuran pun terus ada dan sangat mudah melakukan aksi tawuran dengan berselempang sajam seolah mereka jagoan dan pahlawan.

Apakah pernah dengar Pak Presiden dan Anggota DPR prihatin lalu menginstruksikan untuk memberantas gengstern dan tawuran di negeri ini? Ah, mereka hanya sibuk dengan kepentingannya sendiri.

Adakah di negara lain, terbudaya kegiatan tawuran bersajam? Adakah gengster di negara lain, seperti gengster bersajam di +62 yang kerjanya bikin resah dan menjadikan masyarakat tak bersalah/berdosa menjadi korban jiwa?

Apakah bila para sesepuh gangster dan tawuran ditangkapi lalu akan ada gengster baru dan pelaku tawuran baru? Lalu, sesepuh gengster dan tawuran  yang baru, ditangkapi lagi, tetap akan ada gengster dan tawuran baru? Bila terus dilakukan tindakan pencegahan. Apakah "penyakit" gengster dan tawuran tidak akan bisa disembuhkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun