Di sekolah, kuliah, pekerjaan, perbuatan kebaikan dan ketulusan, juga wajib ditanam, dirawat, dan dijaga agar pendidikan dan pekerjaan berhasil dan sukses. Melahirkan manusia-manusia berkarakter dan kompeten.
Dalam dunia politik, bicara kebaikan dan ketulusan, biasanya hanya sebagai intrik, taktik, siasat, dll. Meski begitu kebaikan dan ketulusan tetap wajib dijaga.
Mengingatkan diri sendiri
Pertanyaannya, untuk diri saya sendiri, apakah selama ini, saya sudah menjaga kebaikan demi kebaikan dari orang lain yang diberikan dengan tulus kepada saya. Lalu, mampu menjaganya. Bahkan, terpikir untuk membalas kebaikan dan ketulusan mereka, semampu saya?
Apakah saya sudah termasuk kategori orang yang baik. Dapat berbuat baik? Apakah saya sudah termasuk kategori orang yang tulus? Dapat berbuat dengan tulus? Apakah saya sudah termasuk kategori orang yang tulus?
Diri saya tentu dapat menjawabnya secara subyektif. Namun, jawaban obyektif, tentu hanya dapat diungkap oleh orang-orang yang mengenal dan dekat dengan saya.Â
Semoga, saya masih terus.diberikan kesempatan untuk belajar menjadi orang yang dapat berbuat baik dengan tulus. Dan, berbuat baik dengan tulus itu, bukan harus terlebih dahulu menjadi orang yang kaya harta.
Cukup menjadi orang yang kaya pikiran dan kaya hati, yakin saya, kita akan menjadi orang yang mampu berbuat baik dengan tulus. Dengan kaya pikiran  dan kaya hati, saya, kita, tentu juga akan mampu menjaga kebaikan dan ketulusan dari orang-orang yang dekat, orang-orang yang saya, kita sayangi, cintai. Aamiin.