Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fungsi Utama Ponsel Pintar, untuk Bermain Game?

13 Juni 2023   08:03 Diperbarui: 13 Juni 2023   08:07 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Semakin mengkerdilkan pikiran dan hatinya, karena menurut saya, PONPIN fungsi utamanya untuk bermain game bagi anak-anak hingga orang dewasa. Para orang tua pun malah terkesan membimbing anak-anak bermain game. Hingga lupa waktu, makan, minum, bersosialisasi, berkekeluargaan, dll.

Padahal Kurikulum Merdeka Belajar, sangat mengandalkan alat digital ini demi menunjang keberlangsungan programnya, sebab PONPIN dapat menjadi kendaraan untuk menjelajah "Dunia". Dunia betulan, dunia agama, dunia individu, dunia ilmu, dunia pengetahuan, dunia seni dan budaya, dunia sosial, dunia masyarakat, dunia kekeluargaan, dan dunia-dunia lainnya.

Menghargai keberadaan smartphone/ponpin dengan pikiran dan hati

Senin pagi (12/6/2023) usai Salat Subuh, saya memeriksa PONPIN saya. Setelah memeriksa, seperti biasa, banyak pesan di WhatsApp (wa), juga ada pesan Instagram, di Facebook, Twitter, Line, Linkind, sampai Email. Biasanya, pesan-pesan yang masuk sudah saya baca dan saya respon langsung begitu pesan saya terima. Langsung saya baca. Langsung saya respon, meski pesan masuk hingga dini hari.

Namun, di hari Minggu (11/6/2023) sejak usai Salat Subuh hingga malam hari, saya melakukan aktivitas hari Minggu yang penuh. Kegiatan yang dirancang berurut hingga sampai malam hari. Akibatnya, demi melepas lelah, saya sudah dapat istirahat tidur pukul 23.00 WIB. Semua pesan masuk ke perangkat media sosial (medsos) saya pun, tidak lagi dapat saya baca atau respon.

Baru Senin pagi, semua pesan yang masuk baru saya baca, langsung saya sikapi, sebagai bentuk dari rasa syukur bahwa berkat kehadiran PONPIN yang mengiringi perkembangan zaman ini, komunikasi manusia menjadi sangat mudah. Dengan PONPIN ini, saya jadi sangat mudah untuk mencari dan berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman, dan lainnya. Dan, atas hadirnya PONPIN ini, saya sangat bersyukur. Mengapa saya bersyukur? Jawabnya, berikut saya identifikasi:

Pertama, tidak ada sekolahannya

Saya sedih, ternyata bagi sebagian besar masyarakat kita, dari anak kecil hingga orang dewasa, PONPIN yang mereka miliki, khususnya fitur aplikasi seperti wa menjadi tidak penting, bahkan seolah tidak berfungsi. Pasalnya, PONPIN justru menjadi sarana mematikan rasa kemanusiaan mereka. Ada aplikasi wa di dalam PONPIN. 

Lalu, setiap masyarakat kita mulai dari anak hingga orang tua juga rata-rata memiliki komunitas Grup Wa. Namun, sebab pendidikan FORMAL tentang etika dan fungsi penggunaan PONPIN tidak pernah ada, masyarakat secara otodidak langsung seperti terbawa air bah, terseret arus di dalamnya. Maka, merespon pesan wa yang masuk ke kotak pesan wa pribadi saja, si pengirim pesan wa dibuat harus menunggu lama.

Kedua, mati pikiran dan hati

Bahkan, banyak masyarakat yang tidak mengaktifkan data di PONPINnya, sehingga pesan wa yang masuk pun, dibaca oleh pengirimnya terus dalam cek list satu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun