Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

(14) Antara yang Pintar dan Jujur di +62

5 April 2023   17:30 Diperbarui: 5 April 2023   17:42 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Dari pengertian tentang pintar=cerdas dan jujur beserta turunan maknanya, bila dikaitkan dengan ungkapan "Indonesia banyak orang pintar, tetapi kekurangan orang jujur". Sesuai kondisi nyatanya apakah kontekstual? Benar?

Jawabnya, jangankan dikaitan dengan situasi saat ini, sejak Indonesia merdeka hingga kini, menjelang usia 78 tahun, ungkapan tersebut jelas tidak benar. 

Untuk membuktikannya, mari kita telusuri fakta-faktanya.

Pertama dari sisi pintar=cerdas

Dari data yang ada, masyarakat bangsa kita banyak yang masih ber-IQ rendah. Hasil PISA rendah. Yaitu: literasi, matematika, dan sains?

Literasi atau kemelekan adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat juga salah kaprah memahami literasi. Selama ini, banyak yang mengartikan literasi secara sempit, hanya terbatas pada minat baca yang rendah. Tidak sesuai definisi literasi yang benar. 

Sebab itu, menyangkut politik pun, masyarakat salah kaprah. Tidak memahami salah satu makna politik adalah cara/strategi/taktik. Tetapi, setiap mendengar, membaca, menonton, hal yang terkait politik yang terkait partai, parlemen, dan pemerintahan, langsung alergi, antipati, apatis. 

Dari sisi angkatan kerja. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 138,2 juta jiwa pada 2020. Mayoritas atau 32% angkatan kerja di Tanah Air merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain lulusan SMA, para lulusan sekolah dasar (SD) menjadi pekerja terbanyak kedua di Indonesia.

Namun, BPS mencatat jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2022 sebanyak 8,42 juta orang. Dari jumlah itu, paling banyak berasal dari lulusan sekolah menengah baik atas maupun kejuruan SMK. 

Yang lulus perguruan tinggi. Jumlah penduduk Indonesia, menduduki posisi keempat terbesar di dunia. Namun, dari jumlah yang besar ini hanya 8,5 persen berhasil lulus pendidikan tinggi, sesuai hasil sensus penduduk 2020, dilansir dari Webinar Implikasi Hasil Sensus Penduduk 2020 Terhadap Kebijakan Pembangunan Kependudukan, secara daring oleh Kemenko PMK, Kamis (4/2/2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun