Indikatornya, saat STY memanggil pemain masuk timnas, sudah tidak lagi melihat siapa pemain itu, apakah langganan timnas atau bukan? Ia melihat secara utuh dan tentunya juga dengan berbagai pertimbangan dan masukan.
Saat pemain sudah dalam TC di bawah pengawasannya, gabungan intelegensi dan personalti yang berujud satu dalam sikap kehidupan bernama mental pemain, menjadi perhatian utama.
Pemain yang bermental adalah pemain yang cerdas dan mampu mengendalikan dirinya sendiri dan mampu santun dan menghargai setiap aturan yang diterapkan. Sehingga, bagi pemain yang terbiasa tak taat aturan dan "sombong" akan sangat mudah teridentifikasi meski hanya dalam sikap dan perbuatan di luar lapangan.
Jadi jangan heran, beberapa pemain yang dianggap bintang dan langganan timnas, tak dipanggil ke TC. Begitu pun pemain dalam TC, dicoret dan dipulangkan pun tanpa harus melihat situasi di lapangan.
Pelajaran yang paling menarik adalah, hanya selang beberapa jam sebelum timnas terbang ke Kroasia, dua pemain yang terlambat hadir latihan pagi karena ketiduran, lantas tanpa ampun dicoret dari skuat yang siap terbang.
Saat saya diskusi dengan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri menyoal pemain yang dipanggil masuk timnas, Indra bilang, STY punya standar tinggi untuk merekrut pemain menjadi pasukannya. Jadi, jangan khawatir, bila ada pemain yang tak layak meski dalam satu aspek pun, pasti akan dicoret.
Apa yang disampaikan Indra pun sudah terbukti. Jadi, hanya dari aspek intelegensi dan personaliti saja, pemain yang tak memiliki mental dan attitude baik, maka pasti terbaca. Artinya peman bersangkutan pun tak cerdas dan belum tahu apa itu karakter.
Kedua, catatan saya, STY tidak khawatir dengan persoalan teknik dan fisik pemain. Sebab, saat nama-nama pemain timnas yang dipanggil TC terpublikasi di media massa, dan publik membanding-bandingkan pemain yang dipanggil dengan pemain yang tak dipanggil, STY tetap yakin dengan pilihannya.
Lebih dari itu, STY adalah sosok yang sangat percaya kepada sebuah proses. Meski terbatas waktu untuk memproses pemain timnas dalam TC, tapi dengan program yang disusun, STY sangat percaya diri bahwa pemain timnas akan mampu mencapai teknik dan fisik sesuai level yang ditargetkan.
STY tak peduli dalam laga uji coba timnas kalah, meski publik mengkhawatirkan mental pemain akan jatuh. STY telah menjadikan karakter, mental, dan kecerdasan pemain adalah pondasi, sehingga kekalahan dalam uji coba masih dalam kategori proses.
Kepada awak media pun, STY tak pelit berbagi mengenai kondisi pemain yang ditanganinya. Semisal saat STY mengapresiasi perkembangan timnya yang sudah 3 hari berlatih di Kroasia sejak tiba pada Minggu (30/9/2020).