Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Membentuk Karakter Timnas ala Shin Tae-yong

2 September 2020   08:20 Diperbarui: 2 September 2020   19:49 5889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong memimpin latihan timnas U-19 di Kroasia (Sumber gambar: pssi.org)

Kehadiran Shin Tae-yong (STY) untuk sepak bola Indonesia, jangan hanya dimaknai dengan raihan kemenangan. Bukan juga semata soal keberhasilan timnas U-19 dan timnas senior mendapat trofi atau tidak.

Publik sepak bola nasional mulai dari pengurus PSSI, para pelatih, para pesepak bola, para pembina sepak bola, dan masyarakat luas harus dapat melihat pembelajaran secara khusus dari seorang STY.

Pasalnya, STY juga manusia biasa. Bisa jadi ia akan mampu menyulap penggawa Garuda menjadi tim yang hebat. Namun bisa juga sebaliknya, penggawa Garuda akan tetap melempem meski sudah ditangani dengan berbeda oleh STY.

Kini, di tengah pandemi corona, khususnya timnas U-19 sedang dalam proses pembentukan penggawa Garuda yang sesuai harapan. Bila tolok ukur keberhasilan STY adalah kemenangan tim dan raihan trofi, STY juga masih jauh dari harapan.

Namun, demikian sejak STY membesut dua timnas sekaligus di Jakarta (senior dan U-19), dan kini sedang konsentrasi khusus untuk U-19 di Kroasia, sejatinya publik sepak bola nasional sudah menerima ilmu dan karakter sepak bola modern yang diusung STY ke Indonesia.

Semua ilmu yang tanpa disadari telah "berpandemi" seperti corona, artinya kini telah dipahami oleh publik sepak bola nasional.

STY telah mengajarkan bahwa sepak bola bukan sekadar teknik dan fisik, serta bukan pula karena bakat seorang pemain seperti paradigma sepak bola nasional yang mengakar kuat pada para pembina/pelatih/orangtua khususnya di sepak bola di akar rumput Indonesia selama ini.

Bahkan saat saya menyebut dalam artikel para pembina/pelatih/orangtua di sepak bola akar rumput hanya mementingkan teknik dan fisik, Nursaelan Santoso (asisten pelatih fisik timnas di bawah Indra Sjafri) bertanya kepada saya. "Apa benar, fisik diperhatikan?"

Artinya, menurut Nursaelan, sepak bola Indonesia pun kurang peduli kepada urusan fisik. Dan faktanya, timnas senior pun hampir selalu lemah fisik. Terakhir, dalam ajang kualifikasi Piala Dunia saja mereka jadi bulan-bulanan lawan karena fisik yang lemah.

Kini, publik sepak bola nasional harus bersyukur. Meski STY belum memberikan bukti prestasi kemenangan dan raihan trofi, saya mencatat STY sudah memberikan pembelajaran yang dapat diadopsi oleh seluruh publik sepak bola nasional. Lebih khusus untuk para pemilik klub, pemilik SSB dan akademi, serta para pembina, pelatih, orangtua, dan pemain di sepak bola akar rumput.

Pelajaran yang saya catat itu adalah, pertama, STY membangun pondasi karakter pemain timnas Indonesia di ranah intelegensi dan personaliti pemain.

Indikatornya, saat STY memanggil pemain masuk timnas, sudah tidak lagi melihat siapa pemain itu, apakah langganan timnas atau bukan? Ia melihat secara utuh dan tentunya juga dengan berbagai pertimbangan dan masukan.

Saat pemain sudah dalam TC di bawah pengawasannya, gabungan intelegensi dan personalti yang berujud satu dalam sikap kehidupan bernama mental pemain, menjadi perhatian utama.

Pemain yang bermental adalah pemain yang cerdas dan mampu mengendalikan dirinya sendiri dan mampu santun dan menghargai setiap aturan yang diterapkan. Sehingga, bagi pemain yang terbiasa tak taat aturan dan "sombong" akan sangat mudah teridentifikasi meski hanya dalam sikap dan perbuatan di luar lapangan.

Jadi jangan heran, beberapa pemain yang dianggap bintang dan langganan timnas, tak dipanggil ke TC. Begitu pun pemain dalam TC, dicoret dan dipulangkan pun tanpa harus melihat situasi di lapangan.

Pelajaran yang paling menarik adalah, hanya selang beberapa jam sebelum timnas terbang ke Kroasia, dua pemain yang terlambat hadir latihan pagi karena ketiduran, lantas tanpa ampun dicoret dari skuat yang siap terbang.

Saat saya diskusi dengan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri menyoal pemain yang dipanggil masuk timnas, Indra bilang, STY punya standar tinggi untuk merekrut pemain menjadi pasukannya. Jadi, jangan khawatir, bila ada pemain yang tak layak meski dalam satu aspek pun, pasti akan dicoret.

Apa yang disampaikan Indra pun sudah terbukti. Jadi, hanya dari aspek intelegensi dan personaliti saja, pemain yang tak memiliki mental dan attitude baik, maka pasti terbaca. Artinya peman bersangkutan pun tak cerdas dan belum tahu apa itu karakter.

Kedua, catatan saya, STY tidak khawatir dengan persoalan teknik dan fisik pemain. Sebab, saat nama-nama pemain timnas yang dipanggil TC terpublikasi di media massa, dan publik membanding-bandingkan pemain yang dipanggil dengan pemain yang tak dipanggil, STY tetap yakin dengan pilihannya.

Lebih dari itu, STY adalah sosok yang sangat percaya kepada sebuah proses. Meski terbatas waktu untuk memproses pemain timnas dalam TC, tapi dengan program yang disusun, STY sangat percaya diri bahwa pemain timnas akan mampu mencapai teknik dan fisik sesuai level yang ditargetkan.

STY tak peduli dalam laga uji coba timnas kalah, meski publik mengkhawatirkan mental pemain akan jatuh. STY telah menjadikan karakter, mental, dan kecerdasan pemain adalah pondasi, sehingga kekalahan dalam uji coba masih dalam kategori proses.

Kepada awak media pun, STY tak pelit berbagi mengenai kondisi pemain yang ditanganinya. Semisal saat STY mengapresiasi perkembangan timnya yang sudah 3 hari berlatih di Kroasia sejak tiba pada Minggu (30/9/2020).

Sebab, timnas U-19 langsung digembleng materi latihan sejak mendarat di Kroasia. Pada hari Minggu misalnya, padahal baru mendarat pagi hari tapi sorenya Witan Sulaeman cs langsung berlatih.

Meski begitu, pemain diberikan kesempatan untuk recovery setelah menempuh perjalanan panjang selama 20 jam dari Jakarta ke Zagreb, Ibu Kota Kroasia.

Timnas U-19 langsung berlatih setibanya di Kroasia untuk melangsungkan training center. (Sumber: pssi.org)
Timnas U-19 langsung berlatih setibanya di Kroasia untuk melangsungkan training center. (Sumber: pssi.org)
Atas hasil gemblengan teknik dan fisik STY kepada penggawa Garuda, media asing pun menyoroti kebugaran pemain timnas U-19 yang kini berbeda.

Itulah 2 catatan pembelajaran STY untuk sepak bola Indonesia. STY menempatkan kecerdasan, karakter, dan mental dalam diri setiap pemain, baru membentuk teknik dan fisik. Bila pondasi kuat, maka dibangun apapun di atasnya sesuai ukuran dan kapasitas, maka pondasi dan bangunan akan kokoh.

Nah, kira-kira pondasi dan bangunan yang kokoh dalam diri timnas U-19 racikan STYy akankah dapat langung memetik hasilnya dalam laga uji coba timnas U-19 dengan 3 negara dalam turnamen International U-19 Friendly Tournament?

Bagaimana saat penggawa muda meladeni Bulgaria, Sabtu (5/9). Lalu, Kroasia, Selasa (8/9) dan Arab Saudi, Jumat (11/9)?

Seharusnya timnas U-19 akan memulai pertandingan 2 September, tapi federasi sepak bola Kroasia melakukan perubahan jadwal menjadi 5 September.

Selain itu Timnas U-19 juga mengagendakan uji coba melawan tiga tim lainnya. Mereka adalah Qatar, Bosnia dan Herzegovina, dan Dinamo Zagreb, sebelum terjun ke Piala Asia 2020 yang kemungkinan juga akan ada pergeseran jadwal.

Kita tunggu, agenda laga-laga timnas U-19 dalam laga uji coba setelah diproses oleh STY. Namun, sekali lagi, STY tetap menjadikan laga uji coba menjadi bagian dalam proses, sebab tolok ukur keberhasilan timnas tetap pada laga resmi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun