Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pe & The Gank: Ular di Dasar Kolam

30 Maret 2019   17:17 Diperbarui: 13 Juni 2019   13:33 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ular Naga dari thealicefairy.blogspot.com

Oh, hancur hatiku kalau sampai aku kalah di pertandingan ini. Penyesalan adalah pernah merasakan gengaman tanganku yang mencengkeram erat pada kaos anak malang itu, bila kekalahan itu terjadi. 

Waktu tak bisa kukendalikan. Begitupun kesadaranku. Tiba-tiba saja ada tangan yang merenggut punggung kaosku. Dan dalam kesadaran yang setengah-setengah serta waktu yang melompat-lompat, aku sudah ada di tepi kolam. Di atas permukaan tanah rerumputan. Orang-orang mengerumuniku. Seorang diantaranya mengulurkan segelas teh hangat untuk kuminum. Ia membantu menyangga leherku hingga setengah tegak. Mungkin Bhre. Mungkin guru pengasuh pesantren.  

Berjarak dariku sekitar tiga meter, Si Anak Tenggelam itu sedang dipompa dadanya. Air muncrat dari mulutnya tak berapa lama. 

Gusti Pangeran, alhamdulillah. Kami berdua telah Engkau selamatkan. 

Ke sebuah warung tak jauh dari kolam di arah jalan pulang, aku -setelah cukup mengumpulkan kesadaran jiwa dan raga-berdua Bhre menuntun sepeda dan menyandarkannya ke bilik bambu. Bu Randu, nama pemilik warung itu. Ia menyeduhkanku segelas teh manis. Tubuhku yang menggigil sedang perlu beberapa gelas teh manis hangat. Bu Randu adalah salah satu juru kunci wilayah itu. 

Kutumpahkan semua ceritaku kepadanya. 

"Lho?! Kowe ndelok ula, Le?(5)"

"Nggih, Bu. Saweripun ageng sanget.(6)"

"Lha... Iku ancene sing nunggu ndik kolam, Le. Untung awakmu diparingi slamet, Le.(7)"

Bu Randu memandangku prihatin berdetik-detik. 

"Wis, wis! Ojok meneh-meneh dolan rene.(8)"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun