Nah, tapi dalam kenyataannya, hasil masakan masing-masing orang ternyata beda-beda. Setiap orang ternyata punya kecenderungan masing-masing untuk berkreasi.Â
Ada yang senang menambahinya dengan bawang putih, ada yang menambahinya dengan taburan bawang goreng, irisan cabe rawit orange, daun sawi hijau, dengan daun bawang, dengan seledri, dan seterusnya.Â
Bahkan ada yang memasaknya dengan diawali menumis irisan bawang merah/bawang Bombay, bawang putih dan tomat sayur, kaldu ayam/udang, diberi suwiran ayam, irisan bakso, dididihkan, lalu menjelang mie empuk, ditambah kopyokan telur. Dari yang sederhana hingga yang tidak sederhana.
Mau tahu Indomie dengan rasa ter-enak sedunia?Â
Rupanya ada di seputaran Blok M, Jakarta. Tepatnya di jalan Palatehan II, sisi barat daya lapangan Mabes Polri, dekat gerbang pemadam kebakaran, di warung tenda milik Ali. Warung ini buka dari sore hingga tengah malam.Â
Sajian favorit saya di warung Ali adalah Indomie goreng plus dua telur dengan bentuk kuning telur yang harus utuh (karena hanya akan saya makan  putih telurnya saja), sawi hijau ekstra, irisan cabe rawit (tergantung kondisi dan mood), dengan tingkat kematangan mie yang paling tinggi.Â
Ali bisa mewujudkan request saya dengan pas persis. Sehingga rasa yang saya bayangkan persis sama dengan sajian hasil karya Ali.Â
Warung Ali sudah ada sejak lebih dari 18 tahun yang lalu dan menjadi salah satu alternatif kuliner bagi para karyawan yang bekerja di sekitaran wilayah itu khususnya yang tiba-tiba merasa kelaparan sore-sore.Â
Salah satu teman yang bekerja di Peruri menjuluki warung Ali sebagai "Ramen Ali", saat mie Jepang sedang booming. Sebuah satire sebenarnya, yang menggambarkan tentang isi dompet. Jika ramen level menengah harganya Rp 50.000,- an, maka Ramen Ali masih menyisakan kembalian dengan lembaran uang kertas Rp 20.000,-.Â
Selain para karyawan di seputar lapangan mabes Polri, jangkauan pelanggan Ali cukup luas: para pengemudi ojek online, ojek bukan online, para pekerja konstruksi yang proyek di sekeliling Blok K sedang marak-maraknya digeber; orang-orang yang transit mau ke masjid Palatehan maupun terminal Blok M; orang-orang yang sedang nggak enak badan  dan perlu minuman handmade langsung dari tangan Ali sendiri: teh jahe, wedang jahe merah, susu jahe, sampai STMJ; dan orang-orang di lingkaran kupu-kupu malam Blok M, maupun Si Kupu-Kupu itu sendiri.Â