Seketika darah merembes keluar. Mysha terduduk perlahan. Napasnya memburu mencium bau anyir darah yang menyeruak memenuhi ruangan dari pergelangan tangannya. Warna merah, bau anyir darah tiba-tiba membuatnya tak lagi hampa. Kata psikiater, self-injury atau melukai diri sendiri ini merupakan salah satu terjadinya gangguan jiwa. Tapi peduli apa? Mysha terlanjur menyukainya. Dan mamanya jelas tidak boleh tahu. Beberapa saat kemudian, mungkin karena terlalu banyak darah yang keluar, Mysha merasa pusing. Napasnya mulai putus-putus. Pandangannya kabur. Tak lama kemudian semuanya menggelap.
*
*
*
Ajaib!
Entah karena nyawa Mysha yang terlalu banyak atau sebab masalahnya di dunia belum tuntas, tepat pukul 15:00 Mysha terbangun. Mysha kelaparan. Lupa kalau sejak pagi perutnya belum terisi apapun. Mysha bangkit dari kasur, turun ke lantai 1 menuju dapur yang sangat berantakan. Bahkan mungkin kandang ayam lebih baik dari rumahnya kini. Dibukanya kulkas dua pintu dengan tak santai kemudian Mysha mendecak sebal. Isi dari kulkas besar itu hanya selembar roti tawar dan sekaleng soda, mana cukup untuk gadis itu yang tenaganya terkuras habis sudah.
Sebenarnya mamanya biasa membayar orang untuk mengurusi rumah besar ini seminggu sekali dari mulai kebersihan, perabotan yang rusak atau kurang, bahkan sampai mengisi kulkas dengan berbagai macam makanan. Pasalnya sejak seminggu kemarin orang bayaran mamanya itu tidak datang. Sakit katanya. Mau ganti orang tapi hanya orang itu yang sudah dipercayai oleh mamanya. Akhirnya dengan terpaksa Mysha tetap mengambil selembar roti tawar dan sekaleng minuman soda itu dengan hati dongkol. Berusaha sabar karena esok orang bayaran itu baru tiba.
Saat tengah menikmati gigitan roti terakhirnya notifikasi handphone-nya berbunyi. Sebelum membuka notifikasi tersebut Mysha menelan rotinya dan meneguk sodanya sampai habis. 'pesan itu dari Mirae.' Pemimpin dari semua orang yang mem-bully-nya. Orang yang paling ingin dihindarinya.
"Kerjain tugas matematika gue! Besok gue tagih."
Sudah biasa Mirae menyuruhnya macam-macam termasuk mengerjakan tugas miliknya. Tapi entah keberanian dari mana, gadis itu menolak mentah-mentah.
"Nggak. Kerjain tugas Lo sendiri, bodoh! Gue sibuk."