Tempat dudukku memang strategis, enak nyaman serta aman, agak masuk didalam, jadi terlindung dari tempiasnya jika hujan.
Sekali lagi bapak itu dengan ewuh pakewuh minta maaf sebelum duduk, aku  mengangguk : "Silahkan pak "
Beliau segera mengenalkan diri :
" Saya Achsan, ayah dari Doni, seberang depan rumah ibu " katanya sopan.
Kita berkenalan ditengah curah hujan gemuruh serta petir yang menggelegar, didalam depot sate yang masih lengang.
Mas Doni itu seorang hakim, yang mendapat rumah dinas diseberang depan rumahku.
Doni dan Ajie, anakku bersahabat, kita tetanggaan dekat, masih satu RT.
Ternyata pak Achsan ini seorang pensiunan polisi di Semarang, sudah acap kali berkunjung ke Surabaya, menengok Doni, putra keduanya.
Kitapun segera meneruskan makan dengan bincang awal, sampai pada rencana, kita sepakat nanti bisa pulang bersama, karena jalannya searah, ada kawan berjalan.
Beliaunya membawa payung.
Aneh, tiba2 hujan dan petir berhenti, hanya ada gerimis lembut yang tersisa.