Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelora Cinta dari Langit (28)

6 Maret 2016   14:04 Diperbarui: 6 Maret 2016   14:41 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita saling bertatapan, ada sayatan lembut didada ini yang runtuh perlahan,  aku ingin menangis rasanya.
“Terima kasih pangeran,.. “ bisikku lirih

Kulihat semua memandangku, puteri Dayang Sumbi juga menatapku.:

”Oh iya Puteri Dayang Sumbi, kemudian apa yang terjadi dengan mustika Zerxz itu, apakah akhirnya bisa ditemukan ?” tanyaku, beliau menggeleng.

“Belum Puteri, mustika itu saya cari, banyak orang desa membantu untuk menemukan mustika itu, tetapi nihil, mustika itu musnah tak berbekas,…” beliau mengedip-kedipkan mata, aku mengerutka alisku.

“Tetapi ada yang aneh setelah peristiwa pembuangan mustika itu oleh ayahanda. Disetiap pagi, jelang terbitnya matahari, terdengan kokok ayah jantan yang amat menggetarkan.

Orang desa banyak yang terperangah  dan merinding jika mendengar kokok jago itu. Dan mereka banyak yang penasaran ingin mengintai itu ayam jantan milik siapa, tetapi tidak ada yang tahu.

Ada tetua desa, dengan mata bathinnya, yang menyatakan itu suatu ayam jantan putih mulus, berasal dari mustika yang amat bertuah. Konon bulunya bersinar, amat indah gemerlap layaknya permata. Dia selalu terdengar membangunkan masyarakat desa itu, setiap jelang pagi, agar penduduk segera bangun dan giat bekerja.”

Tiba-tiba puteri Dayang Sumbi menatapku, tersenyum.

“Saya kira engkau pernah mendengan kokoknya Puteri, coba kau ingat- ingat …” mereka semua memandangku, aku mencoba mengingat-ingat, … iya betul.

“Mmmm, .. benar Puteri Dayang Sumbi, waktu itu saya sedang tidur didalam gua – teman-teman saya sudah keluar, mandi di telaga diluar sana - tiba-tiba saya kaget, karena mendengar kokok ayam jantan yang amat dekat sekali, bahkan terasa ada dalam gua itu,…” kataku.

“Engkau pernah melihatnya ?” aku menggelengkan kepalaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun