Kita semua terdiam, tidak ada yang berkata sepatahpun, akupun tunduk dan menghela nafas.
Dengan terbunuh suami dan puteri tercintanya, puteri Mmxz meradang, murka dan menggelora mempersiapkan balasan yang mengerikan.
Armada Zerxz mendatangi tempat kediaman mereka, disebuah planet kecil didekat gugusan astroid Zerxz, dan pertempuran yang tidak imbang terjadi.
Pasti bukan tandingan armada pimpinan puteri Zerxz, mereka dihancur luluhkan dan planet kecil itu berhamburan disapu bersih oleh puteri Zerxz.
Yang tersisa hanyalah sebuah kapal induk besar, Zeva yang berisi beberapa profesor tawanan, sisa keluaga pangeran Knxz dan masyarakat pendukungnya.
Mereka dibiarkan melarikan diri, kalau mau pesawat itu bisa dihancurkan karena waktu itu pasukan Zerxz sudah membawa Valxz, sebuah mothership yang canggih.
“Tetapi kalau mereka berani membuat gara-gara lagi, aku akan hancurkan mereka beserta Zeva dan planet tempat tinggalnya yang baru. Mereka sekarang menempati sebuah planet kecil, yang penuh dengan hewan purba. Mereka membuat percobaan - membuat monster bionik dari hewan-hewan raksasa yang buas itu.”
Puteri Mmxz memandangku, membelai pundakku :” Engkau sudah pernah berhadapan dengan mereka, waktu berusaha menolong pesawat Sitxz yang dicengkeram oleh salah satu monster bionik mereka, mereka belum kapok rupanya,…” Sitxz mengangguk
“Oh iya, ternyata panglima yang kaukalahkan di planet Bumi itu adalah mertua dari anaknya pangeran Knxz. Suami puteri Knxz itu panglima muda yang bakal menggantikan ayahandanya. Engkau harus waspada Puteri, engkau jadi incaran dan buruan mereka.”
Kurasakan tangan pangeran Ddxz menggenggamku, memandangku dengan mantap
:” Aku akan selalu disampingmu Puteri, apapun yang terjadi, itu sumpahku padamu.”