Tiba-tiba saja Ria sudah ada dibelakangku, memegang belimbing dan pisau serba gunanya.
Dia memandang kedua orang itu, tersenyum mengangguk.
“Saya temannya non Puteri, nama saya mbak Ria.” Katanya ramah.
Aku kepingin tertawa, tapi kutahan, lalu basa basi kutanya asal mereka, tampak agak kaget, tapi cepat dijawab oleh oom Darko.
“Mereka petani dari dusun, susah cari makan disana, jadi sambil menolong, kita terima dan tampung mereka berdua disini sementara.”
Karena kelihatan mereka gelisah dan salah tingkah, aku segera menarik Ria dan kita masuk kembali kedalam kamar.
“Petani dari dusun, susah cari makan,… tampakny tidak seperti itu.” Kata Ria
Dipandangnya aku, kita saling tatap, aku hanya mengangkat bahu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H