Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah Biru yang Terluka ( 65 )

13 Maret 2015   19:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:42 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14262504511955604042

Dia terus mengejarku dengan beringas dan kita sampai di kolam tengah istana.

Pedangnya berkelebet dengan dahsyat, betul juga kata orang , dia seorang petarung pedang yang mumpuni.

Pedangku di sabetnya sehingga patah jadi dua, dia terus mengejarku dan terus menyabet dengan sabetan yang dahsyat secara bertubi

Aku keteteran hingga terpeleset jatuh, hanya tameng senjataku dan dia terus menyerangku, menggiring aku kedekat kolam.

Aku pegangi tameng itu dengan dua tanganku dan kemudian dengan sekuat tenaga aku berkelit dan tabrak serta dorong dia dari belakang.

Dia terhenyak, terpelanting , sempat menarik bajuku dan kita tercebur kedalam kolam berdua.

Dia berusaha memukulku, aku pegang tangannya dan satu tendangan keras menohok di perutnya, dia mengaduh, pegangan kebajuku robek , tapi lepas dari tangannya.

Dan buaya besar itu, si Rete, yang kelaparan meluncur dengan cepat kearah kita.

Aku cepat berenang ketepi dan dengan sekali loncat sudah keluar dari kolam, terguling-guling.
.
Puteri Kencana kaget dan berteriak keras minta tolong, melihat buaya yang meluncur kearahnya.

Beberapa senapati berusaha menolongnya, tetapi karena panik melihat buaya yang makin mendekat dia malah terpeleset dan kecebur lagi dalam kolam.

Beberapa orang berusaha menolong , dia makin panik. Dan gerakannya yang kalang-kabut, makin membuat buaya itu penasaran, bernafsu untuk menyerang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun