Ternyata yang menyerangku Gayatri, mukanya ditutup dan dia cepat memburuku, tapi suatu tendangan keras membentur dirinya.
Gayatri terhentak dan jatuh terpelanting, yang menendang Puteri Kuning ?
Dipungutnya cambukku dan dengan gayanya yang mentakjubkan dia mengakhiri perlawanan Gayatri.
Dua puteri Gayatri melarikan diri terbirit-birit.
Puteri Kuning memandangku dan matanya mengarah pada pangeran Biru yang masih bertempur dengan ayahanda Narendra.
“Aku pinjam sebentar Puteri.” Aku lihat dia lari menghampiri Narendra membawa cambukku
“Cukup ayahanda.” Katanya agak keras.
Narendra melihat Kuning dengan kebencian yang meluap, terlebih sesudah memandang Gayatri yang nyungsep tidak berdaya.
Tampak marahnya memuncak dan beralih menyerang Puteri Kuning dengan beringas.
Tetapi hanya dengan sekali pukulan keras, Narendra berputar dan terpelanting jatuh.
“Maafkan saya ayahanda.” Katanya sambil menolong pangeran Biru bangkit.
Aku kaget ketika melihat puteri Kencana mengayunkan pedangnya pada Kuning.
Aku cepat lari dan menabraknya dengan keras, Puteri Kencana terhempas dan pedang itu terlepas.
Dia cepat bangun dan memungut sebuat pedang, aku juga cepat mengambil tameng yang ada didekatku dan sempat memungut sebuah pedang pendek.