Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah Biru yang Terluka ( 64 )

10 Maret 2015   15:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa orang yang muncul memakai seragam Kemayang, berlarian kesana dan kesini, kita cepat merapat diantara helaian sutera yang ada disekitar.

“Teja ada penyusup, periksa pintu sebelah barat, hati-hati banyak penyusup.”
“Siap, saya periksa senapati.” Teriak Teja.

Teja berlari cepat, aku mendengar beberapa pertarungan di sekitar, dan Teja terus berlari ketengah istana.
Kita terus membuntuti Teja dan kita di bawa keruang tengah istana yang amat sangat megah dan kemilau gemebyar.

Disebelah kiri ada semacam danau besar yang dihubungkan dengan kolam yang ada di tengah istana itu.

Agak kaget aku melihat satwa yang di pelihara di danau luar sana, … buaya yang amat besar, lumayan banyak, ada beberapa ekor.

Kelihatan ada pintu penghubung yang bisa dibuka, sehingga buaya itu bisa masuk kedalam istana, jika pintunya terbuka -- untak apa ya, begitu mengerikan.

Tiba-tiba aku mendengar suara wanita yang mengumpat dan menyumpah

“Goblok semua, c-e-p-a-t cari pangeran sialan itu – pasti masih ada di sekitar sini, …ceee – paat !!! .” dia menyumpah dan menjerit melengking dengan keras.

Teja merapat dan berusaha melihat suasana di depannya, tangannya memberi aba-aba supaya kita berdiam diri dan merapat.

“Bawa panglima tua itu kesini, … ceeepaaat… “ terdengar dia berteriak lagi

Warsih dengan cepat ikut mengintip, kelihatan agak kesulitan dia melihat apa yang terjadi disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun