Peran guru yang menggunakan model ini memiliki dua tanggung jawab utama. Pertama, dalam bentuk kognitif. Kedua, dalam bentuk afektif..
1. Membantu siswa mengembangkan tingkat penalaran moral yang lebih tinggi melalui pengajaran terbimbing (yakni penggunaan situasi dilema moral disertai penyelidikan atau pertanyaan yang tepat).
2. Membantu siswa mengembangkan lingkungan moral yang lebih adil untuk selanjutnya mempengaruhi seluruh aspek kehidupan di sekolah.
V. Strategi Mengajar dengan Model Perkembangan Moral Kognitif
Para guru memiliki tanggung jawab moral terhadap pengajaran agar memperoleh hasil-hasil sebagai berikut:
1. Mengembangkan suatu lingkungan yang penuh kepercayaan.
Strategi ini menekankan kepada diskusi-diskusi kelas yang terbuka di antara siswa dan guru. Dalam diskusi tersebut, kehadiran dan partisipasi siswa betul-betul diperhatikan, sehingga siswa merasa aman, terlindungi, dan dihargai.
2. Mengidentifikasi dan menggunakan dilema moral
Dilema moral akan menempatkan siswa pada situasi yang melibatkan konflik nilai. Konflik nilai harus secara menyeluruh diuji melalui proses penalaran moral sampai siswa membuat keputusan moral. Masing-masing situasi sebaiknya dirancang untuk membantu siswa memperbaiki level kematangan keputusan moralnya, sehingga merangsang perkembangan moral kognitifnya. Usahakan adanya kesempatan pada setiap subject matter atau bahan pelajaran untuk memperkenalkan situasi dilemma moral dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan penalaran serta pertimbangan-pertimbangan moral mengenai konflik-konflik dalam dilemma tersebut.
3. Membantu siswa mengembangkan keterampilan proses penalaran moral. Keterampilan proses penalaran moral meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Mempelajari situasi.