Mohon tunggu...
Siti Khusnul Khotimah
Siti Khusnul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis buku A Good Change: sebuah penerapan filosofi Kaizen bagi yang sedang berada di titik terendah. Menulis seputar Self-Improvement, Growth Mindset, dan Tips Penunjang Karir. Yuk berkawan di IG dan TT @sitikus.nl ✨ Salam Bertumbuh 🌻🔥

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

KDRT: Cintanya Hilang Nyawa pun Melayang

18 Desember 2023   12:26 Diperbarui: 18 Desember 2023   12:35 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga /sumber: berkeluarga.id

Namun, kehadiran si kecil dan tumbuh-kembangnya membuat seolah-olah ada pembatas antara "ayah" dan "ibu" yang perlahan membuat keduanya berhenti saling memuji dan menganggap tindakan kecil dari pasangan sudah menjadi kewajiban peran barunya.

Ibu seharian mengurus dan menemani si kecil bermain, dianggap WAJAR.

Ayah seharian bekerja dan begitu pulang ke rumah hanya ingin istirahat, dianggap WAJAR.

Kewajaran-kewajaran ini akhirnya menjadi anggapan umum yang tidak lagi bisa disangkal apalagi diperdebatkan. Fatalnya, komunikasi yang hanya berlandaskan "asumsi" seringkali berkembang menjadi miskomunikasi.

Ibu keberatan dengan pekerjaan rumah dan anak, tapi tidak mungkin mengganggu ayah yang sedang istirahat. Maka beban itu dipikulnya sendirian. 

Lambat laun, beban itu bukannya justru berkurang, namun semakin mengganggu kesehatan mental ibu. Tapi, bagaimana caranya meminta ayah membantu pekerjaan domestik atau menemani anak belajar?

Peran ayah dan ibu yang tadinya sepasang kekasih yang saling mencintai, perlahan tidak lagi menghadirkan "cinta" dalam aktivitas di rumah.

Ayah merasa sudah berkorban waktu, tenaga, dan pikiran. Bekerja mencari nafkah, pergi pagi pulang petang. Belum lagi kalau macet dan diminta lembur mendadak.

Sebagai ayah, hanya ingin meminta waktu istirahat setibanya di rumah. Lelah karena pekerjaan yang berat dapat membuat mental ayah tidak baik-baik saja. 

Tapi, bagaimana cara ayah menyampaikan "kelelahannya" pada ibu yang seharian mengurus rumah dan menemani tumbuh-kembang anaknya?

Menjalani rumah tangga tidak boleh egois.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun