Mungkin mengatakannya memang mudah. Namun, menjalani peran-peran dalam rumah tangga akan terasa berat apabila masing-masing peran, baik ayah maupun ibu belum menyadari pentingnya bekerjasama.
Kehidupan setelah pesta pernikahan yang penuh keceriaan dan sukacita seharusnya menjadi landasan bagi setiap peran.
Memulai bekerjasama antara ayah dan ibu dalam membesarkan anak dan mencari sumber penghidupan dibangun dari komunikasi yang baik dan saling menghargai.
Sesekali, ayah bisa meluangkan hari untuk mengajak anak bermain agar ibu bisa beristirahat dan melakukan hobinya. Merawat mental ibu agar tetap sehat dapat meningkatkan rasa cintanya pada anak.
Ibu akan lebih mudah mengatur emosi dan menjadi lebih stabil apabila ayah menyadari perannya terhadap perkembangan anak. Selain itu, anak juga bisa merasakan cinta yang utuh dari orang tua yang bisa berbagi peran dengan bijak.Â
Ayah yang belum bisa menerima dan menyadari peran tersebut rentan melakukan KDRT pada pasangan.
Secara psikologis, ayah cukup terbebani dengan aktivitas mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan sekeluarga. Apabila ayah belum bisa mencukupi kebutuhan dan tidak mampu terbuka pada pasangan mengenai hal ini, maka pertengkaran dalam rumah tangga akan banyak terjadi.
"Kebanyakan kasus KDRT terjadi karena faktor ekonomi. Apalagi di masa pandemi, tren kasus dan angka laporan KDRT meningkat drastis," ujar Valentina pada keterangan tertulis Sabtu (19/2/2022).
Dilansir dari Kompas.com banyak kasus KDRT terjadi karena faktor ekonomi. Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan KemenPPPA Valentina Gintings menyatakan bahwa tren pelaporan kasus KDRT meningkat saat pandemi COVID-19.
"Kebanyakan kasus KDRT terjadi karena faktor ekonomi. Apalagi di masa pandemi, tren kasus dan angka laporan KDRT meningkat drastis," ujar Valentina pada keterangan tertulis Sabtu (19/2/2022).Â
KDRT sudah menjadi fenomena yang umum di masyarakat. Namun, korban KDRT yang mana adalah perempuan masih banyak yang takut untuk speak up dan melaporkan tindak kekerasan yang menimpanya.