Mohon tunggu...
Siti Khusnul Khotimah
Siti Khusnul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis buku A Good Change: sebuah penerapan filosofi Kaizen bagi yang sedang berada di titik terendah. Menulis seputar Self-Improvement, Growth Mindset, dan Tips Penunjang Karir. Yuk berkawan di IG dan TT @sitikus.nl ✨ Salam Bertumbuh 🌻🔥

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu, Kenapa Engkau Berbohong?

21 Desember 2022   21:12 Diperbarui: 12 Januari 2023   09:47 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Ibu dan Anaknya | sumber: geotimes.id

Tak terasa air mataku menetes. Mataku terasa basah, dan aku tidak dapat melakukan apapun selain menahan rasa rindu. 

Sudah sebulan kami tidak berkomunikasi, karena ponsel Ibu terpaksa dijual untuk membayar biaya les adikku. Iya, adikku saat ini sudah lulus dari SMA dan melakukan banyak persiapan untuk mengikuti UTBK. Tentunya, sederet persiapan itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. 

Gaji dari pekerjaan ku hanya cukup untuk membiayai kebutuhanku sehari-hari. Sisanya, aku tabung karena Ibu yang memintanya begitu. 

"Kamu gak perlu kirim uang lagi, ya. Ibu masih bisa bekerja untuk biaya sekolah adikmu. Kamu harus sisihkan pendapatanmu di rekening yang terpisah. Suatu saat kamu pasti membutuhkannya."

Kalau Ibu sudah memberikan saran, aku tidak boleh menolaknya. Saran dari Ibu sudah seperti perintah bagiku. Berbagai cara telah kulakukan untuk dapat memberikan sesuatu buat Ibu. Entah baju, tas, sepatu, bahkan skincare agar Ibu mau merawat kesehatan kulitnya. 

Tetapi, berkali-kali juga aku dikecewakan oleh Ibu. Semua barang pemberianku, dengan sengaja dihadiahkan pada sepupu atau bibiku di kampung. Kata Ibu, "Mereka lebih membutuhkan hadiah dari kamu. Mereka senang dan berterimakasih sama kamu."

Aku selalu geram ketika mengingatnya. 

Kenapa Ibu berbohong? 

Kenapa Ibu selalu mendahulukan orang lain padahal Ibu lebih membutuhkannya? 

Kenapa Ibu selalu menolak pemberianku dengan seribu alasan? 

Aku kecewa ketika pemberianku tidak bermanfaat untuk Ibu. Aku kesal dan marah pada diriku yang tidak pernah bisa memahami pemikiran Ibu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun