"Ih, apa sih? Nggak ya."
 "Alah, nggak usah bohong. Gue tau kok. Mending lo buru-buru ungkapin perasaan lo, takut keburu sama yang lain. Lo sendiri kan tau Issam gimana, pasti banyak cewek yang naksir sama dia, apalagi di Korea, kan banyak yang cantik-cantik."
 Gue hening, nggak membalas perkataan Maya, karena itu memang kenyataan. Issam itu sempurna, pasti banyak cewek yang suka sama dia. Saat gue tiba di rumah dengan perasaan lesu setelah perkataan Maya tadi, gue nggak sengaja denger percakapan mama dengan tante Lina yang sedang teleponan.
 "Oh iya, Issam katanya lagi ikut kencan di sana, diajak teman-temannya." Ucap tante Lina.
 "Wah, keren. Issam masih nyempetin kencan, padahal jadwalnya padat banget. Si Icha mah, boro-boro kencan, ngeliat dia suka sama cowok aja nggak pernah. Hadeuh." Ucap mama, yang bikin gue sedikit jengkel.
 "Sial, ternyata ucapan Maya bener. Sebenernya Icha suka sama Issam, Maa..." Ucap gue dalam hati.
 Gue langsung overthinking setelah denger Issam ikut kencan. Karena gue orang yang nggak sabaran, akhirnya gue chat Issam, tapi tentu saja nggak dibales. Mungkin dia lagi asik kencan, kan? Gerutu gue dalam hati, yang makin penasaran.
 Entah kenapa dia atau mungkin dia lagi kesambet kali ya. Tiba-tiba, Issam jadi sering menghubungi gue. Hal sekecil apapun, dia cerita. Sesibuk apa pun dia, dia selalu menyempatkan diri untuk nge-chat atau telepon. Karena perlakuan ini, gue jadi baper. Jarang
banget Issam cerita gini. Semakin lama, gue kadang suka ngodein dia, "Gue tuh suka sama lo, woi," tapi gue nggak tahu apakah dia peka atau nggak.
 Akhirnya, liburan tiba.
 "Raa, lo liburan ini mau ngapain?" Tanya Issam di telepon.