“Anak-anakku, hari ini mama mau mencari papa”, kata Popo.
“Tapi Mama, aku juga mau mencari papa”, seru anak pipit betina.
“Tidak boleh, kalian harus tetap di rumah, mama akan meminta tolong Om Tupi menjaga kalian”, jawab Popo tak bisa dibantah.
Popo segera pergi ke rumah Tupi yang hanya berjarak tiga pohon dari rumahnya.
Sebenarnya, apa yang terjadi dengan Pipo?. Enam hari yang lalu, setelah menyapa Tupi yang sedang sarapan, Pipo yang kesenangan mencari makanan ke hutan yang ada di sekeliling negeri. Dia melalui jalur yang tidak biasanya dia lewati. Dia terus terbang sambil bersenandung. Sesekali dia hinggap dari satu pohon ke pohon yang lain untuk mencari buah atau biji-bijian yang bisa dimakan.
Tanpa Pipo sadari, dia telah terbang terlalu jauh sampai ke ujung hutan. Lama-kelamaan pepohonan semakin sedikit. Pipo mulai merasa ganjil menatap sekitarnya. Sampai, di suatu daerah, pepohonan benar-benar hilang. Dia telah tiba di sebuah sabana yang tidak terlalu luas. Hari sudah hampir malam, dia telah terbang seharian. Karena lelah, dia beristirahat di sebuah batu yang cukup besar. Tiba-tiba, sebuah tembakan terdengar dan Pipo telah terperangkap dalam sebuah jaring. Ternyata, ada seorang anak perempuan yang berumur tujuh tahun berada di sana. Dia tidak pernah melihat burung pipit terbang di sekitar sabana itu. Anak perempuan itu segera meraih Pipo dan melepaskan jaringnya. Tiba-tiba, dia terkejut karena pipit itu berteriak.
“Jangan makan aku, kumohon jangan makan aku!”, rengek Pipo`
“Waw, kau bisa berbicara?”, tanya anak perempuan itu.
“Tentu saja”, jawab Pipo`
“Tenang, aku tidak akan memakanmu, tapi bagaimana kau bisa sampai ke sini?”
“Aku tersesat, rumahku di Orimage jauh di sana”, jawab Pipo sambil menunjuk ke hutan lebat, “tapi, ngomong-ngomong, kau jenis hewan apa, aku tidak pernah melihat jenismu”, lanjut Pipo.