Mohon tunggu...
Siti Allyssa Desvita
Siti Allyssa Desvita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Baca komik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kacamata Islam pada Teori Evolusi

2 Juni 2024   10:18 Diperbarui: 2 Juni 2024   10:29 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Siti Allyssa Desvita

Ahmad Wahidi,S.Ag,SIP,M.Pd.I

(allyssasiti@gmail.com)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pandangan Islam terhadap teori evolusi, terutama dalam konteks penciptaan manusia, serta membandingkannya dengan teori evolusi Darwin. Dalam Al-Qur'an, manusia digambarkan sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, dengan penciptaan pertama dimulai dari tanah (Adam) dan kemudian melalui proses reproduksi manusia. Darwin mengemukakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan berevolusi melalui seleksi alam. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, dengan sumber data primer dari Al-Qur'an dan data sekunder dari jurnal ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori evolusi dalam Al-Qur'an menegaskan penciptaan manusia oleh Tuhan dan menggambarkan proses evolusi manusia sebagai ciptaan yang berkesinambungan. Perspektif Islam menolak gagasan bahwa kehidupan pertama kali muncul secara kebetulan dari benda mati, dan menekankan bahwa setiap kehidupan berasal dari penciptaan yang disengaja oleh Allah.

Kata Kunci: Teori evolusi, Islam, penciptaan manusia, Darwin, Al-Qur'an, seleksi alam.

PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dari semua makhluk yang Allah ciptakan di muka bumi ini. Dalam surat al-isra ayat ke-70, bahwa Allah telah memberikan segala kemuliaan dan kebaikan untuk manusia. Evolusi merupakan salah satu cabang ilmu Pengetahuan sains yang menjelaskan tentang bagaimana proses perkembangan dan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup baik secara genetik maupun organik. Teori evolusi menyatakan bahwa perubahan pada makhluk hidup atau spesies terjadi secara gradual (perlahan-lahan) dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang baru. Teori evolusi menjadi tenar ketika dipopulerkan oleh Charles Darwin (1809-1882), seorang ilmuwan Inggris, yang menyusun teorinya berdasarkan hasil ekspedisi yang dilakukan saat pelayaran menjelajahi daratan maupun lautan Amerika Selatan.

Teori evolusi Darwin dijelaskan di dalam bukunya yang berjudul "On the Origin of Species" yang memuat dua pokok gagasan utama. Pertama, spesies-spesies yang ada sekarang ini merupakan keturunan dari spesies moyangnya, yang disebut Darwin sebagai modifikasi keturunan (descent with modification). Kedua, seleksi alam berperan sebagai mekanisme modifikasi keturunan tersebut.

Seiring waktu, teori evolusi Darwin mengalami penyempurnaan dan modifikasi hingga menjadi teori evolusi sintesis modern yang populer di kalangan masyarakat umum. Namun, sejak awal kemunculannya, teori evolusi Darwin telah memicu polemik dari berbagai kalangan, termasuk ilmuwan, akademisi, dan agamawan. Ketidaksepakatan terhadap konsep evolusi Darwin dimulai oleh Uskup Samuel Wilberforce pada pertemuan British Association for the Advancement of Science (sekarang dikenal sebagai BA) di Oxford University Museum pada tahun 1860.

Menjelang abad ke-20, perdebatan mengenai teori evolusi seleksi alam mengalami titik terang dengan berkembangnya ilmu genetika. Penemuan struktur molekul DNA oleh Gregor Mendel pada tahun 1865 menjadi dasar penting bagi pemahaman genetika. Pada tahun 1950, penemuan struktur gen dan kromosom semakin menguatkan pemahaman tentang struktur molekul DNA (Deoxyribonucleic Acid), yang berisi informasi genetik. Namun, penemuan ini juga menimbulkan keraguan terhadap teori evolusi seleksi alam Charles Darwin, karena kerumitan kehidupan yang luar biasa untuk berubah menjadi spesies baru dan ketidakabsahan mekanisme evolusi yang diajukan oleh Darwin.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang berjudul "kacamata Islam pada teori evolusi" menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data. Jenis data yang digunakan merupakan data kualitatif dengan sumber data yang terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primernya berupa Al-Qur'an. Sedangkan sumber sekundernya yaitu menggunakan jurnal baik dari perspektif Islam maupun yang berkaitan dengan ilmu sains. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menghimpun beberapa ayat-ayat dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan proses penciptaan manusia yang berkai dengan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Pandangan Darwin atas Asal Usul Makhluk Hidup

1.Seluruh Makhluk Hidup Berasal dari Nenek Moyang yang Sama

Darwin (2007: 151) menyatakan bahwa spesies-spesies (simpanse) yang serumpun ini merupakan keturunan dari satu induk yang sama dan selama prosesnya terjadi modifikasi, masing-masing telah menyesuaikan kondisi dirinya dengan kondisi-kondisi di lingkungan kehidupannya di mana Darwin hidup, dan telah menggantikan atau menumpahkan bentuk induk aslinya berikut semua varietas transisi antara keadaan dulu dan sekarang. Pendapatnya tentang asal usul makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya yang merupakan hasil penyimpulan dari penelitian yang selama 5 tahun ia lakukan dengan melakukan pelayaran ke penjuru Amerika Selatan. Darwin menyoroti tentang keanekaragaman yang terjadi di perjalanannya tersebut. Di mana perbedaan-perbedaan individual atau variabilitas spesies oleh peneliti dianggap sebagai bagian yang kurang penting. Namun Darwin mempunyai pandangan dan keyakinan sendiri dengan penelitian lainnya. Hal tersebut iya tuliskan dalam sebuah buku yang dapat menunjukkan suatu daftar fakta yang panjang bahwa bagian-bagian pun harus dianggap penting ataupun ditinjau dari sudut pandang fisiologis maupun dari Dari sudut pandang klasifikasi, terkadang dapat berubah dalam individu-individu spesies yang sama. Pernyataan Darwin yang didasarkan pada penemuan-penemuannya yang di mana salah satu penemuannya dilandasi pernyataan tersebut tentang perbedaan paruh pada burung Finch yang ada di Kepulauan Galapagos maupun keanekaragaman jenis burung merpati piaraan. Selain dari penemuan-penemuan yang Darwin didapatkan, pendapatnya tersebut juga Darwin dasar didasarkan pada penelitian Wallace lakukan di kepulauan Melayu. Wallace mengamati beberapa perubahan yang terjadi pada kupu-kupu betina di pulau-pulau tersebut. Observasi yang disampaikan oleh Firtz Muller tentang perubahan-perubahan pejantan Crustacea di Brasil yang bertahap pada dua bentuk yang berbeda (Darwin, 2007: 36).

B.Pandangan Darwin Tentang Mekanisme Evolusi melalui Seleksi Alam.

Menurut Darwin (2007: 75), dari keseluruhan individu yang benar-benar bisa bertahan hidup, yakni individu-individu yang mana ia bisa beradaptasi paling baik, seandainya terjadi suatu perubahan ke arah yang menguntungkan cemplung akan memperbanyak jenisnya dalam jumlah lebih besar dibandingkan individu-individu yang kurang beradaptasi. Pendorong evolusi menuju organisme yang kompleks merupakan ketidakseimbangan baik dari kelebihan maupun kekurangan dalam pertukaran zat(Dahler, 2011: 59).

Dari semua perubahan yang terjadi atau kemunculan suatu spesies sudah menjadi barang. Tentunya disebabkan oleh sesuatu hal yang mendorong terjadinya sebuah peristiwa tersebut. Tidak mungkin suatu peristiwa atau kejadian muncul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh sebab akibat yang selalu mengiringinya. Sebagai umat manusia percaya bahwasanya manusia merupakan hasil dari sebuah penciptaan kreatif dari Tuhan terutama golongan agamawan. Akan tetapi hingga sampai detik ini para saintis belum mampu menjelaskan secara rinci bagaimana mekanisme penciptaan manusia hidup di alam semesta ini. Selain itu juga Tuhan tak menjelaskan secara detail proses penciptaan semua makhluk hidup di alam semesta ini dalam kitab sucinya.

Darwin meletakkan pemikiran dasarnya tentang seleksi alam dapat menopang terjadinya sebuah evolusi tergantung pada; 1) variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karakteristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisme tersebut.2) adapun rasio-rasio pertambahan terjadi secara geometrik yaitu jumlah pada setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak individu yang terpikirin oleh predator, perubahan iklim dan proses persaingan.3) Struggle for Existance (usaha yang keras untuk bertahan) Merupakan suatu usaha individu organisme untuk tetap bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum dialami akan tersingkirkan. Adapun individu yang individu yang menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan cara berproduksi. 4)The survival of fittest, dengan ketahanan yang didapatkan dari organisme yang memiliki kualitas yang paling sesuai dengan lingkungannya. Di mana individu-individu Yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi berikutnya(Henuhili dkk, 2012: 9-10).

C.Asal-usul Kehidupan Manusia menurut Alquran dan Hadis

Bagi banyak orang, pernyataan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama kali muncul di bumi evolusionisme menjawab pernyataan ini Dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama kali adalah sebuah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri dari berbatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat terpengaruh oleh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi; kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan sebuah kehidupan. Selain menepis teori evolusi, hukum" kehidupan muncul dari kehidupan sebelumnya" juga menunjukkan bahwa makhluk hidup pertama kali muncul di bumi dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan ini berarti ia diciptakan oleh Allah. Allah, ia-lah satu-satunya pencipta yang dapat menghidupkan benda mati dalam Q.S. Ar-Ruum (30) ayat: 19, disebutkan:" dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup".

Ketika Alquran menguraikan tentang sebuah proses penciptaan manusia , Alquran menunjuk kepada sang Pencipta dengan menggunakan pengganti nama bentuk tunggal, sebagaimana dalam Q.S. Shaad (38):71; "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Selanjutnya dalam Q.S. Shaad (38):75: "Apa yang menghalangi kamu (Iblis) sujud kepada apa yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku ?Tetapi, ketika berbicara tentang bagaimana proses penciptaan pada manusia secara umum,Allah yang maha pencipta ditunjukkan dengan menggunakan bentuk jamak. Dalam Q.S. At-Tiin (95):4 menyatakan, "Sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"

Hal ini menunjukkan perbedaan proses penciptaan manusia secara umum dan proses penciptaan Adam a.s. penciptaan manusia secara umum melalui proses keterlibatan Tuhan bersama lainn-nya, yakni ibu dan bapak. Keterlibatan ibu dan bapak mempunyai pengaruh yang berkaitan dengan bentuk fisik dan psikis anak, sedangkan dalam penciptaan Adam, tidak terdapat keterlibatan dari pihak lain termasuk ibu dan bapak.

Di dalam Alquran tidak dijelaskan secara rinci tentang proses kejadian Adam, namun mayoritas dari ulama dinamai manusia pertama. Yang disampaikannya dalam konteks ini hanyalah:

a. Bahan awal manusia dari tanah.

b. Bahan tersebut disempurnakan..

c. Setelah proses penyempurnaan selesai, ditiupkan kepadanya ruh Ilahi (Q.S. Al-Hijr {15}:28-29); (Q.S. Shaad {38}:71-72).Dalam hadis Rasulullah SAW, disebutkan bahwa: "Setiap orang diantaramu diciptakan dalam rahim ibunya dari setetes "nuthfah" selama empat puluh hari, lalu dia menjadi "alaqah" selama kurun waktu yang sama, kemudian menjadi "mudghah"(seperti makanan yang dikunyah) selama kurun waktu yang sama juga. Kemudian Allah pun mengutuskan malaikat untuk datang kepadanya dengan membawa empat perintah. Sang malaikat pun diperintahkan untuk menuliskan tentang rezeki, usia, amal perbuatan dan akhir nasibnya bagaimana atau sengsara, lantas ditiupkan ruh kepadanya. (HR Bukhari, 1971:152).

D.Teori Evolusi Manusia dalam Al-Qur'an

Teori evolusi di dalam AlQuran merupakan sebuah rangkaian bagaimana proses kehidupan manusia yang Allah jelaskan di dalam beberapa ayat dengan penjelasan penciptaan manusia yang bermulai dari tanah, air dan sperma yang merupakan sebuah rangkaian evolusi dalam Al-quran menghadirkan Allah subhanahu wa ta'ala sebagai pencipta manusia dan makhluk hidup. Sebuah proses tentang bagaimana penciptaan manusia yang dapat dijadikan sebagai suatu pendekatan teori evolusi Allah SWT di dalam satu ayat secara lengkap yaitu Alquran surat al-Hajj/22:5

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Proses penciptaan manusia di dalam ayat tersebut Allah jelaskan melalui dua bagian. Pertama, penciptaan dari tanah yaitu Nabi Adam, dan kedua, penciptaan manusia setelah Adam melalui proses dalam rahim. Ayat ini mengisyaratkan penciptaan manusia bermulai dari ditiupkan dalam rahim, masa dewasa, masa tua, dan sebagian manusia akan wafat sebelum masa dewasa dan tua. Allah juga menjelaskan tentang bagaimana proses manusia setelah tua yang akan kembali lagi ke masa dimana ia memiliki sifat kanak-kanak dan mengalami pikun sehingga gga pada akhirnya akan kembali ke tanah.

Kata "thurab" di lihat dari segi bahasa bermakna sebagai tanah gemuk, menurut al-Ishfahani adalah tanah yang dalam lapisan pertama yang berwarna hitam. Kata "thurab" disebutkan sebanyak 22 kali dalam Al-Qur'an. Ar-Razi menjelaskan bahwa jenis-jenis tanah dalam unsur tersebut tidak bertentangan, dan disesuaikan dengan penciptaan pertama yang diawali dengan "thurab" (debu), kemudian menjadi "thin" (tanah), lumpur, dan akhirnya seperti tembikar.

Tanah merupakan unsur yang penting untuk yang melengkapi susunan tubuh manusia. Proses penciptaan berlanjut pada tahap demi tahap dalam bentuk komposisi kimiawi yang diperlukan untuk menyusun tubuh manusia, terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein. Unsur-unsur kimia tersebut adalah karbonat (CO3), oksigen (O2), hidrogen (H2), fosfor (P), belerang, nitrogen, kalsium (Ca), kalium, natrium, magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), yodium (Y), fluorit, kobalt (Co), seng (Zn), silikon (Si), dan aluminium (Al). Unsur-unsur ini diserap melalui tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air, kemudian melalui proses kimiawi, berubah menjadi darah, daging, dan air mani.

Kandungan unsur dalam tanah menunjukkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk istimewa dan berguna. Kandungan selanjutnya adalah "nuthfah" (sperma), yang merupakan bagian dari air mani yang tersusun dari campuran zat-zat seperti gula untuk energi, enzim, vitamin C, kalsium, protein, natrium, zat besi, zat asam, serta fruktosa. Pria mengeluarkan sekitar 200-500 juta sperma, namun hanya satu yang akan membuahi sel telur.

Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa substansi manusia terdapat dalam 12 istilah: air, tanah, tanah gemuk, tanah lempung, tanah lempung pekat, tanah lempung seperti tembikar, tanah lempung dari lumpur, dari diri yang satu, sari pati lempung, air mani yang ditumpahkan, cairan mani yang bercampur, dan cairan hina. Dari penafsiran ayat di atas menjelaskan proses penciptaan manusia sebagai kelanjutan dari Adam melalui fungsi reproduksi, dengan suami dan istri yang Allah beri kekuatan untuk mengandung dan memberikan sperma sebagai cikal bakal anak.

KESIMPULAN

        Pandangan Darwin tentang asal-usul makhluk hidup menekankan bahwa semua spesies berasal dari nenek moyang yang sama dan mengalami modifikasi sesuai dengan lingkungan mereka. Darwin mendasarkan teori ini pada pengamatannya terhadap variasi spesies, seperti burung Finch di Kepulauan Galapagos dan penelitian Wallace tentang kupu-kupu di Kepulauan Melayu.

        Teori evolusi Darwin menguraikan mekanisme seleksi alam, di mana individu yang paling adaptif cenderung bertahan dan berkembang biak lebih banyak. Prinsip-prinsip seleksi alam meliputi variasi fenotip, rasio pertumbuhan populasi, perjuangan untuk bertahan hidup, dan kelangsungan hidup yang paling fit.

       Di sisi lain, pandangan Al-Qur'an dan Hadis tentang asal-usul kehidupan manusia menekankan penciptaan oleh Allah. Manusia pertama, Adam, diciptakan dari tanah dan setelahnya manusia berkembang biak melalui proses reproduksi. Al-Qur'an menjelaskan tahap-tahap penciptaan manusia dari tanah, sperma, segumpal darah, hingga menjadi bayi, dewasa, dan akhirnya kembali ke tanah. Meskipun berbeda dalam pendekatan, baik teori evolusi Darwin maupun pandangan Al-Qur'an memberikan perspektif tentang asal-usul kehidupan dan perkembangan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun