Siti Allyssa Desvita
Ahmad Wahidi,S.Ag,SIP,M.Pd.I
(allyssasiti@gmail.com)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pandangan Islam terhadap teori evolusi, terutama dalam konteks penciptaan manusia, serta membandingkannya dengan teori evolusi Darwin. Dalam Al-Qur'an, manusia digambarkan sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, dengan penciptaan pertama dimulai dari tanah (Adam) dan kemudian melalui proses reproduksi manusia. Darwin mengemukakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan berevolusi melalui seleksi alam. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, dengan sumber data primer dari Al-Qur'an dan data sekunder dari jurnal ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori evolusi dalam Al-Qur'an menegaskan penciptaan manusia oleh Tuhan dan menggambarkan proses evolusi manusia sebagai ciptaan yang berkesinambungan. Perspektif Islam menolak gagasan bahwa kehidupan pertama kali muncul secara kebetulan dari benda mati, dan menekankan bahwa setiap kehidupan berasal dari penciptaan yang disengaja oleh Allah.
Kata Kunci: Teori evolusi, Islam, penciptaan manusia, Darwin, Al-Qur'an, seleksi alam.
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dari semua makhluk yang Allah ciptakan di muka bumi ini. Dalam surat al-isra ayat ke-70, bahwa Allah telah memberikan segala kemuliaan dan kebaikan untuk manusia. Evolusi merupakan salah satu cabang ilmu Pengetahuan sains yang menjelaskan tentang bagaimana proses perkembangan dan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup baik secara genetik maupun organik. Teori evolusi menyatakan bahwa perubahan pada makhluk hidup atau spesies terjadi secara gradual (perlahan-lahan) dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang baru. Teori evolusi menjadi tenar ketika dipopulerkan oleh Charles Darwin (1809-1882), seorang ilmuwan Inggris, yang menyusun teorinya berdasarkan hasil ekspedisi yang dilakukan saat pelayaran menjelajahi daratan maupun lautan Amerika Selatan.
Teori evolusi Darwin dijelaskan di dalam bukunya yang berjudul "On the Origin of Species" yang memuat dua pokok gagasan utama. Pertama, spesies-spesies yang ada sekarang ini merupakan keturunan dari spesies moyangnya, yang disebut Darwin sebagai modifikasi keturunan (descent with modification). Kedua, seleksi alam berperan sebagai mekanisme modifikasi keturunan tersebut.
Seiring waktu, teori evolusi Darwin mengalami penyempurnaan dan modifikasi hingga menjadi teori evolusi sintesis modern yang populer di kalangan masyarakat umum. Namun, sejak awal kemunculannya, teori evolusi Darwin telah memicu polemik dari berbagai kalangan, termasuk ilmuwan, akademisi, dan agamawan. Ketidaksepakatan terhadap konsep evolusi Darwin dimulai oleh Uskup Samuel Wilberforce pada pertemuan British Association for the Advancement of Science (sekarang dikenal sebagai BA) di Oxford University Museum pada tahun 1860.
Menjelang abad ke-20, perdebatan mengenai teori evolusi seleksi alam mengalami titik terang dengan berkembangnya ilmu genetika. Penemuan struktur molekul DNA oleh Gregor Mendel pada tahun 1865 menjadi dasar penting bagi pemahaman genetika. Pada tahun 1950, penemuan struktur gen dan kromosom semakin menguatkan pemahaman tentang struktur molekul DNA (Deoxyribonucleic Acid), yang berisi informasi genetik. Namun, penemuan ini juga menimbulkan keraguan terhadap teori evolusi seleksi alam Charles Darwin, karena kerumitan kehidupan yang luar biasa untuk berubah menjadi spesies baru dan ketidakabsahan mekanisme evolusi yang diajukan oleh Darwin.