3. Tokoh Diberi Hasrat dan PemicuÂ
Hasrat merupakan hal penting dalam membuat tokoh. Tanpa adanya hasrat, bagaimana tokoh akan bergerak?
Sederhananya, hasrat itu keinginan tokoh untuk melakukan sesuatu.Â
Jadi perpindahan plot ke plot lain itu bisa terjadi karena hasrat. Biasanya tanpa sadar kita sudah memasukkan hasrat pada tokohnya sehingga cerita bergerak.
Setiap tokoh protagonis pasti memiliki hasrat dan pemicu. Hasrat adalah keinginan sedangkan pemicu terjadi karena hasrat. Hasrat dan pemicu saling bergandengan. Ada hasrat, pasti ada pemicu.
Contoh dalam novel Holy Mother karya Akiyoshi Rikako.
Pada novel itu, salah satu tokoh bernama Honami ingin menjaga buah hatinya dari suatu kasus sadis yang ada di sekitar lingkungan hidupnya. Karena tujuan Honami itulah mulai muncul hasrat-hasrat yang membuat cerita bergerak.Â
Contoh hasrat : Honami ingin membuat para detektif segera memenjarakan dalang di balik kasus sadis yang menimpa Kota Aiide. Dari situ muncul ada pemicu yang membuat Honami semakin gigih menuruti hasratnya, ketika para detektif tidak memercayai apa yang disampaikannya.
Nah, pergerakan seperti ini tanpa sadar sering kita gunakan. Bisa dikatakan kausalitas juga. Semakin banyak hasrat dan pemicu yang ditimbulkan, cerita akan semakin mudah untuk bergerak.
Tips Menghidupkan Karakter
1. Gunakan gejala fisik yang dialami tokoh