"Gue panggil Kakak?" tanya Cyra kikuk.
Lendra menggelengkan kepala. "Panggil sayang aja, karena mulai hari ini kita pacaran."
"Ha?" Tiba-tiba Cyra menekan dadanya dengan sebelah tangan, napasnya tak beraturan. Sebelah tangan lagi meraba-raba kantong rok sekolahnya dan mendapatkan sebuah benda melengkung yang biasa digunakan orang kalau asma kambuh. Cyra kemudian menghirupnya dengan cepat.Â
"Ki-kita pac-caran?" tanya Cyra setelah napasnya kembali netral.Â
"Lo sakit, ya? Udah berobat belum? Kayaknya kuping lo juga bermasalah, gue gak ada bilang pacaran." Lendra berucap santai, dan mengusap rambutnya ke atas.
Napas Cyra kembali tak beraturan, ia lagi-lagi mengambil benda tadi. Lendra berdecak, kemudian bangkit dari tempatnya duduk.Â
"Cantik doang, penyakitan." Ia berujar saat meninggalkan kantin, dan lagi-lagi menimbulkan keributan di setiap sudut kantin.Â
***
"Serius cewek tadi penyakitan? Terus lo tinggalin sendirian, gitu aja?" Alan membulatkan mata saat mendengar cerita Lendra setelah mereka pulang sekolah.
"Jangan bilang, lo udah ajak dia pacaran?" tanya Pijar dengan mata memicing.
Lendra mengangkat kedua bahunya. "Ya gitu, deh."