"Wah, gue bebas milih, nih?" Pijar mengusap kedua tangannya dengan senyum merekah.
"Lo doyan bat dah sisa Lendra." Lelaki yang tadi hanya tertawa ikut menimpali. "Sisa Lendra itu asam semua." Suaranya memelan.
Pletak!
Sendok makan yang ada di atas meja melayang mengenai kepala Alan. "Lo kira gue ngapain itu cewek, ha? Gue cuma koleksi pacar, nggak merusak mereka bego!" Lendra mendengkus kasar.Â
Kedua temannya terbahak-bahak melihat ekspresi kekesalan Lendra.
"Santai, Bro. Lo emang bangsat alim dah," ujar Pijar dengan tepuk tangan.
"Mau gue pukul lo? Ngehina itu namanya!" Lendra bangkit, menggulung lengan seragamnya.
Alan yang melihat itu langsung menengahi. "Hei, ini ada di mana?"
"Kantin," jawab keduanya serentak.
"Kantin tempat ngapain?"Â
"Makan." Keduanya lagi-lagi menjawab serentak.