Jika proses perpindahan rekan kerja tidak dikelola dengan baik dan transparan, karyawan yang tersisa mungkin merasa diperlakukan tidak adil. Misalnya, jika ada indikasi favoritisme atau ketidakadilan dalam proses pengambilan keputusan, hal ini dapat memicu perasaan marah dan kecewa. Selain itu, ketidakpastian yang timbul akibat perpindahan rekan kerja, seperti kekhawatiran akan PHK atau perubahan struktur organisasi, dapat meningkatkan stres dan kecemasan karyawan. Ketika seseorang merasa stres, mereka cenderung lebih sensitif dan mudah tersinggung, sehingga memicu konflik dengan rekan kerja atau atasan.
Konflik antar karyawan dapat muncul dalam bentuk pertengkaran, saling menyalahkan, atau sabotase. Sementara itu, konflik antara karyawan dengan manajemen dapat berupa ketidaksepakatan mengenai keputusan manajemen terkait perpindahan rekan kerja, ketidakpuasan terhadap kompensasi atau benefit, atau perasaan tidak dihargai.
 stres, dan penurunan kualitas kerja. Selain itu, peningkatan beban kerja juga dapat memicu persaingan tidak sehat di antara anggota tim yang tersisa, yang pada akhirnya dapat merusak semangat kerja sama.
Kepergian seorang rekan kerja seringkali memicu perasaan tidak pasti di antara anggota tim. Mereka mungkin khawatir tentang stabilitas pekerjaan mereka, perubahan struktur organisasi, atau kemungkinan adanya PHK. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan penurunan moral, motivasi, dan produktivitas.
Karyawan membawa pengetahuan tak ternilai tentang proses bisnis, pelanggan, dan produk perusahaan. Kepergian mereka berarti hilangnya aset intelektual yang sulit digantikan. Pengetahuan ini seringkali bersifat implisit dan tidak terdokumentasi, sehingga sulit untuk ditransfer kepada karyawan baru.
Sebagai contoh, sebuah startup teknologi yang sedang berkembang pesat kehilangan seorang desainer UI/UX yang sangat berbakat. Kepergiannya menyebabkan beberapa masalah serius, termasuk keterlambatan dalam peluncuran produk baru, penurunan moral tim desain, dan kesulitan menemukan pengganti yang memiliki keahlian yang sama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran individu dalam keberhasilan sebuah proyek.
Upaya Organisasi dalam Mengatasi Dampak?
Untuk mengatasi dampak sosiologis perpisahan rekan kerja, organisasi dapat melakukan beberapa langkah strategis, yaitu:
Komunikasi yang Efektif:
- Berikan informasi yang jelas dan terbuka kepada seluruh karyawan mengenai alasan kepergian rekan kerja dan perubahan yang akan terjadi.
- Buka saluran komunikasi yang efektif agar karyawan dapat menyampaikan pertanyaan, kekhawatiran, atau saran mereka.
- Adakan pertemuan tim secara berkala untuk membahas situasi yang terjadi dan mencari solusi bersama.
Dukungan Emosional:
- Tawarkan program pendampingan atau konseling bagi karyawan yang merasa kesulitan dalam menghadapi perubahan.
- Organisasikan kegiatan tim building untuk memperkuat ikatan antar anggota tim dan meningkatkan semangat kerja sama.
Perencanaan Transisi yang Matang:
- Lakukan distribusi tugas yang ditinggalkan secara adil dan sesuai dengan kemampuan masing-masing karyawan.
- Berikan pelatihan tambahan kepada karyawan yang mengambil alih tugas baru untuk meningkatkan kompetensinya.