Ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam memupuk perilaku prososial pada remaja, antara lain:
Tekanan teman sebaya: Tekanan dari teman sebaya untuk berperilaku tertentu dapat menghambat remaja untuk menunjukkan perilaku prososial.
Individualisme yang meningkat: Tren individualisme yang semakin kuat dapat membuat remaja kurang peduli dengan orang lain.
-
Akses mudah terhadap informasi yang tidak akurat: Informasi yang salah atau menyesatkan di media sosial dapat memengaruhi pandangan remaja tentang dunia dan orang lain.
Perubahan yang cepat: Perubahan sosial dan teknologi yang cepat membuat nilai-nilai prososial menjadi lebih kompleks dan sulit untuk diajarkan.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak:
Orang tua: Memberikan contoh yang baik, berkomunikasi secara terbuka, dan memberikan dukungan emosional.
Sekolah: Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif, serta melibatkan siswa dalam kegiatan sosial.
Komunitas: Mengorganisir kegiatan-kegiatan yang melibatkan remaja dan masyarakat.
Pemerintah: Membuat kebijakan yang mendukung pengembangan karakter dan perilaku prososial pada remaja.
Intinya memupuk perilaku prososial pada remaja adalah tugas yang kompleks namun sangat penting. Dengan kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat, kita dapat menciptakan generasi muda yang peduli, empati, dan siap berkontribusi bagi masyarakat.