Identitas Sosial: Perasaan identitas sosial yang kuat dengan suatu kelompok dapat mendorong individu untuk berperilaku prososial demi kepentingan kelompok tersebut.
Nilai-nilai Budaya: Nilai-nilai budaya yang menekankan kolektivisme, kerjasama, dan empati cenderung mendorong perilaku prososial.
Pada masyarakat adat, konsep gotong royong sangat kuat. Relasi kekerabatan yang luas dan saling ketergantungan satu sama lain mendorong anggota masyarakat untuk saling membantu dalam berbagai kegiatan, seperti membangun rumah, bertani, atau merawat orang sakit.
Lalu bagaimana dengan perilaku prososial pada remaja?Â
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial pada Anak Remaja
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku prososial pada anak remaja, antara lain:
 Faktor Internal:
Empati: Kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain merupakan faktor kunci dalam mendorong perilaku prososial. Remaja yang memiliki empati tinggi cenderung lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih termotivasi untuk membantu.
Moralitas: Nilai-nilai moral yang dianut oleh remaja juga berperan penting dalam membentuk perilaku prososial. Remaja yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat cenderung lebih terdorong untuk melakukan tindakan yang baik dan membantu orang lain.
Perkembangan Kognitif: Kemampuan berpikir abstrak dan memahami konsep-konsep moral yang kompleks pada remaja memungkinkan mereka untuk lebih memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan membuat keputusan yang lebih etis.
 Faktor Eksternal: