Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Manusia Memerlukan Hiburan?

20 September 2024   15:00 Diperbarui: 20 September 2024   15:05 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Hiburan Pasif

  •  Tidak memerlukan partisipasi aktif: Anda hanya menikmati tanpa perlu melakukan banyak gerakan.

  • Contoh: Menonton film, mendengarkan musik, membaca buku, atau bermain game yang tidak interaktif.

  • Manfaat: Relaksasi, menambah pengetahuan, dan memberikan pengalaman estetika.

Meski berbeda kedua jenis hiburan, baik hiburan aktif maupun pasif memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Idealnya, kita perlu menyeimbangkan keduanya untuk mendapatkan manfaat yang optimal. Misalnya, setelah seharian bekerja di depan komputer, kita bisa melakukan aktivitas fisik seperti jogging untuk menyegarkan pikiran.

Ingatlah untuk memilih hiburan yang sesuai dengan minat dan kebutuhanmu. Yang terpenting adalah kamu merasa senang dan bahagia.

Alasan Mengapa Manusia Memerlukan Hiburan? 

Ada beberapa alasan mengapa manusia memerlukan hiburan, dengan mengacu pada berbagai perspektif dan penelitian.

1. Hiburan sebagai Mekanisme Coping:

  • Mengurangi Stres dan Kecemasan: Hiburan dapat membantu kita melepaskan diri dari tekanan dan kekhawatiran sehari-hari. Penelitian menunjukkan bahwa menonton film komedi, mendengarkan musik yang menenangkan, atau bermain game dapat memicu pelepasan endorfin, hormon yang terkait dengan perasaan bahagia dan relaksasi (Cohen &  Slaughter, 2010).

  • Meningkatkan Mood: Hiburan dapat membantu kita merasa lebih baik dengan meningkatkan suasana hati dan mengurangi perasaan negatif. Sebuah studi oleh American Psychological Association menemukan bahwa mendengarkan musik dapat meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi (American Psychological Association, 2015).

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun