Jadi, meskipun awan cirrus terlihat indah di langit, kehadirannya tidak selalu menandakan akan turun hujan.
Awan Stratus:Â
Awan stratus umumnya tipis dan terbentuk di lapisan rendah atmosfer. Awan ini seringkali menutupi langit secara luas dan memberikan cahaya yang redup. Meskipun mengandung uap air, namun jumlahnya biasanya tidak cukup untuk menghasilkan hujan yang signifikan. Hujan yang dihasilkan oleh awan stratus biasanya berupa gerimis atau salju ringan.
Awan Cumulus:Â
Awan cumulus berbentuk seperti kapas dan memiliki dasar yang datar. Awan ini terbentuk di lapisan tengah atmosfer dan dapat tumbuh secara vertikal menjadi awan cumulonimbus. Awan cumulus yang besar dan gelap mengindikasikan adanya arus udara yang kuat dan potensi terjadinya hujan yang lebih lebat, bahkan disertai petir dan angin kencang.
Awan Cumulonimbus: Merupakan perkembangan dari awan cumulus yang sangat tinggi dan tebal. Awan ini menghasilkan hujan deras, petir, dan angin kencang.
Alfred Wegener: Pionir Teori Pergeseran Benua dan Kontribusinya dalam Meteorologi
Alfred Wegener, seorang ilmuwan Jerman, lebih dikenal luas karena teorinya tentang pergeseran benua (continental drift). Teori ini revolusioner pada masanya dan menjadi dasar bagi pemahaman kita tentang geologi modern. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa Wegener juga memiliki minat yang besar dalam bidang meteorologi, dan kontribusinya dalam bidang ini tidak boleh diabaikan.
Mengapa Alfred Wegener Terlibat dalam Meteorologi?
Ekspedisi Kutub: Wegener beberapa kali ikut serta dalam ekspedisi ke Greenland untuk mempelajari kondisi cuaca ekstrem di wilayah kutub. Pengalamannya di lapangan ini memberinya pemahaman mendalam tentang atmosfer dan fenomena cuaca.
Hubungan Antara Geologi dan Iklim: Wegener percaya bahwa ada hubungan yang erat antara geologi dan iklim. Ia berpendapat bahwa pergerakan benua dapat memengaruhi pola angin dan arus laut, sehingga berdampak pada iklim global.