Mensosialisasikan nilai-nilai: Folklor berfungsi sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan sosial kepada anggota masyarakat, terutama generasi muda. Melalui cerita-cerita yang diwariskan secara turun-temurun, nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, solidaritas, dan penghormatan terhadap leluhur ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Peneliti modern masih melihat folklor sebagai sarana untuk mensosialisasikan nilai-nilai moral dan etika. Mereka menganalisis bagaimana cerita-cerita rakyat mengajarkan tentang kebaikan, kejahatan, dan tata cara hidup yang baik.
Menjelaskan fenomena alam dan sosial: Banyak cerita rakyat yang mencoba menjelaskan fenomena alam yang sulit dipahami atau peristiwa sosial yang penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui cerita-cerita ini, masyarakat berusaha memberikan makna pada dunia di sekitar mereka dan menemukan tempat mereka dalam tatanan kosmos.
Mengontrol perilaku: Folklor seringkali mengandung pesan moral yang bersifat normatif. Cerita-cerita tentang pahlawan dan penjahat, misalnya, dapat berfungsi sebagai contoh perilaku yang baik dan buruk, sehingga dapat mempengaruhi tindakan anggota masyarakat.
Konflik dan Perubahan Sosial: Folklor seringkali digunakan untuk mengekspresikan konflik sosial dan perubahan budaya. Peneliti menganalisis bagaimana cerita rakyat merilekskan ketegangan dan ketidakpastian dalam masyarakat.
Terlepas pada kritik pada gagasan Bronislaw Malinowski, kajiannya tentang folklor memberikan perspektif baru dalam memahami budaya dan masyarakat. Ia menunjukkan bahwa folklor bukan sekadar cerita rakyat, tetapi cerminan jiwa manusia, refleksi nilai-nilai, dan cara pandang suatu masyarakat.Â
Melalui folklor, kita dapat memahami bagaimana manusia membangun makna dalam hidup, menghadapi tantangan, dan menjaga ketertiban sosial. Pandangan Bronislaw Malinowski tentang folklor telah memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi perkembangan antropologi.Â
Dengan melihat folklor sebagai cerminan nilai-nilai sosial dan budaya, Malinowski telah membuka jalan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang lebih mendalam tentang hubungan antara budaya dan simbol.Â
Meskipun ada beberapa kritik, namun warisan pemikiran Malinowski tetap relevan hingga saat ini dan terus menginspirasi para antropolog dalam mempelajari keragaman budaya manusia.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H