Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjelajahi Jiwa Manusia: Folklor dalam Lensa Bronislaw Malinowski

26 Agustus 2024   14:48 Diperbarui: 26 Agustus 2024   15:00 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mensosialisasikan nilai-nilai: Folklor berfungsi sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan sosial kepada anggota masyarakat, terutama generasi muda. Melalui cerita-cerita yang diwariskan secara turun-temurun, nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, solidaritas, dan penghormatan terhadap leluhur ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Peneliti modern masih melihat folklor sebagai sarana untuk mensosialisasikan nilai-nilai moral dan etika. Mereka menganalisis bagaimana cerita-cerita rakyat mengajarkan tentang kebaikan, kejahatan, dan tata cara hidup yang baik.

  • Memperkuat identitas kelompok: Folklor membantu anggota suatu kelompok untuk merasa memiliki identitas yang sama dan terikat satu sama lain. Dengan berbagi cerita, mite, dan tradisi yang sama, anggota kelompok merasakan sense of belonging dan memperkuat ikatan sosial mereka. Folklor terus berfungsi sebagai penanda identitas kelompok. Peneliti menganalisis bagaimana cerita rakyat memperkuat rasa kebersamaan dan membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya.

  • Menjelaskan fenomena alam dan sosial: Banyak cerita rakyat yang mencoba menjelaskan fenomena alam yang sulit dipahami atau peristiwa sosial yang penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui cerita-cerita ini, masyarakat berusaha memberikan makna pada dunia di sekitar mereka dan menemukan tempat mereka dalam tatanan kosmos.

  • Mengontrol perilaku: Folklor seringkali mengandung pesan moral yang bersifat normatif. Cerita-cerita tentang pahlawan dan penjahat, misalnya, dapat berfungsi sebagai contoh perilaku yang baik dan buruk, sehingga dapat mempengaruhi tindakan anggota masyarakat.

  • Konflik dan Perubahan Sosial: Folklor seringkali digunakan untuk mengekspresikan konflik sosial dan perubahan budaya. Peneliti menganalisis bagaimana cerita rakyat merilekskan ketegangan dan ketidakpastian dalam masyarakat.

  • Terlepas pada kritik pada gagasan Bronislaw Malinowski, kajiannya tentang folklor memberikan perspektif baru dalam memahami budaya dan masyarakat. Ia menunjukkan bahwa folklor bukan sekadar cerita rakyat, tetapi cerminan jiwa manusia, refleksi nilai-nilai, dan cara pandang suatu masyarakat. 

    Melalui folklor, kita dapat memahami bagaimana manusia membangun makna dalam hidup, menghadapi tantangan, dan menjaga ketertiban sosial. Pandangan Bronislaw Malinowski tentang folklor telah memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi perkembangan antropologi. 

    Dengan melihat folklor sebagai cerminan nilai-nilai sosial dan budaya, Malinowski telah membuka jalan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang lebih mendalam tentang hubungan antara budaya dan simbol. 

    Meskipun ada beberapa kritik, namun warisan pemikiran Malinowski tetap relevan hingga saat ini dan terus menginspirasi para antropolog dalam mempelajari keragaman budaya manusia.

    Semoga bermanfaat!

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun