Robbins, sebagai seorang antropolog, sangat menekankan pentingnya konteks dalam memahami fenomena sosial, termasuk nilai-nilai. Ia berargumen bahwa nilai-nilai tidak dapat dipahami secara terpisah dari konteks sosial, budaya, dan historis di mana nilai-nilai tersebut muncul dan berkembang.
Beberapa poin penting dalam pendekatan Robbins terhadap kajian nilai:
Nilai sebagai Konstruksi Sosial: Robbins melihat nilai sebagai konstruksi sosial yang dinamis. Nilai-nilai tidak statis, tetapi terus berubah dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan sosial dan budaya.
Nilai dan Kekuasaan: Robbins menghubungkan nilai-nilai dengan dinamika kekuasaan dalam masyarakat. Nilai-nilai seringkali digunakan oleh kelompok-kelompok yang berkuasa untuk melegitimasi kepentingan mereka dan mengontrol perilaku orang lain.
Nilai dan Identitas: Nilai-nilai merupakan bagian integral dari identitas individu dan kelompok. Mereka berfungsi untuk membedakan "kita" dari "mereka".
Nilai dan Perubahan Sosial: Robbins melihat nilai-nilai sebagai kekuatan pendorong dan penghambat perubahan sosial. Nilai-nilai yang sudah mapan dapat menjadi penghalang bagi perubahan, sementara nilai-nilai baru dapat muncul sebagai respons terhadap perubahan sosial.
Bagaimana Robbins Menganalisis Nilai dan Penerapannya?
Joel Robbins menganalisis nilai dengan berbagai upaya, seperti:Â
Etnografi Mendalam: Robbins menggunakan metode etnografi untuk memahami nilai-nilai dari dalam perspektif masyarakat yang ditelitinya. Ia melakukan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis teks untuk mengungkap nilai-nilai yang tersembunyi.
Analisis Diskursif: Robbins menganalisis bagaimana nilai-nilai dikonstruksi dan diperdebatkan dalam wacana publik. Ia melihat bagaimana bahasa dan simbol digunakan untuk memaknai dan melegitimasi nilai-nilai tertentu.
Perbandingan Budaya: Robbins membandingkan nilai-nilai di berbagai budaya untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan. Ia juga melihat bagaimana nilai-nilai berubah seiring dengan kontak antar budaya.