"Gue nggak suka makanan kayak gini, enek. Udah ah sini balikin jajan gue!" Arabella langsung berdiri, berusaha merebut kembali camilannya.
Nando dengan cepat menjauhkan tangannya. "No, Bel. Makan makanan yang sehat, nggak capek masuk rumah sakit karna sakit perut?"
"Sok peduli banget sih lo!"
"Ya emang peduli." sahut Nando sambil menjulurkan lidahnya. "Udah ya, aku balik dulu ke kelas. Itu jangan lupa di makan. Jangan bosen peduliin diri sendiri. Kalo bukan diri sendiri yang sayang terus siapa?"
Arabella memutar bola matanya dengan malas. Selalu saja cowok ini banyak bicara layaknya pujangga. "Nggak usah bacot ah, udah sana pergi!"
"Bonus aku sih sebenarnya."
"Bonus apa?"
"Bonus yang sayang sama kamu, hehe." Nando tertawa kecil.
Arabella berdecih pelan. Ngomong apaan sih ni orang, nggak jelas! Lawakannya garing banget!
"Ya udah aku pergi ya, Bel, jangan kangen." ujar Nando sambil kembali tertawa. Arabella memalingkan wajahnya dengan malas. Dengan wajah sumringah seperti biasa, Nando akhirnya keluar dari kelas Arabella.
Arabella memandang roti dan yogurt pemberian Nando dengan kesal. Arabella memang punya penyakit usus buntu sejak dua tahun yang lalu dan itu membuatnya harus membatasi diri dan mengurangi makanan pedas. Sejak sering sakit, Arabella lebih banyak makan bubur, roti, sereal dan makanan sehat lainnya padahal ia sangat tidak suka dengan makanan yang menurutnya enek itu.