* * *
Nana sudah membersihkan tubuhnya, kini ia beranjak duduk di atas kasurnya dan menyelimuti tubuhnya yang masih menggigil itu. Tatapan matanya menerawang jauh, menatap langit malam dari jendela yang sengaja ia buka tirainya. Di luar masih gerimis, membuat malam Nana terasa semakin menyakitkan.
Nana meraih buku harian bersampul tosca dan bolpoin di atas meja kecil di samping tempat tidurnya. Nana duduk bersila dan menaruh bantal kecil di atas pangkuannya dan mulai menggoreskan kata demi kata di atas lembaran buku hariannya.
   Ayah, hari ini Nana ulang tahun.
   Nana sudah berusia delapan belas tahun, Yah.
   Anak Ayah yang dulu manja ini kini sudah dewasa.
   Sebenarnya tadi saat ibu memukul Nana, Nana tidak ingin menangis.Â
   Karena Ayah pernah bilang, Nana harus kuat. Nana tidak boleh cengeng.
   Tapi maaf, itu sangat menyakitkan dan Nana tidak bisa menahannya.
   Nana tidak ingin mendengar kata maaf dari Ayah lagi.
   Ayah tidak perlu mengatakannya, Ayah tidak salah.