Untuk misi  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan melaksanakan pengembangan infrastruktur[1]infrastruktur penting terkait transportasi [3].
3. Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bentuk: Terinspirasi oleh bentuk Rel Kereta yang diilustrasikan dengan garis menyambung ke atas pada huruf A, KAI didoakan terus maju dan menjadi solusi.
Warna: Kombinasi biru tua yang menunjang stabilitas, profesionalisme, amanah dan kepercayaan diri, yang ditambah dengan aksen warna oranye, yang melambangkan gairah, kreativitas, tekad, kesuksesan dan kebahagiaan [3].
D. Manajemen Sumber Daya Manusia
  Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayaguna sumber daya manusia di dalam organisasi yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekruitmen  dan  seleksi,  pengembangan  sumber  daya  manusia,  perencanaan  dan  pengembang  karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja dan hubungan industrial. Perencanaan dan implementasi fungsi-fungsi ini harus didudukung oleh analisis jabatan yang cermat dan penilian kinerja yang obyektif. Peranan manajemen sumber daya manusia diakui menentukan bagi terwujudnya  tujuan,  tetapi  untuk  memimpin  unsur  manusia  ini  sangat  sulit.  Tenaga  kerja manusia selain mampu, cakap, dan terampil, juga tidak kalah pentingnya kemauan dan kesanggupan mereka untuk bekerja efektif dan efisien. Kemampuan dan kecakapan kurang berarti jika tidak diikuti moral kerja dan kedisiplinan karyawan dalam mewujudkan tujuan  [4].
E. Budaya Organisasi
   Budaya organisasi menurut Wahab dalam (Tobari, 2016) bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi dijadikan sebagai pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang ada dalam organisasi. Menurut Horrisson dalam (Busro, 2018) membagi 4 tipe budaya organisasi sebagai berikut :
1. Â Budaya kekuasaan (power culture)
  Budaya ini lebih memfokuskan sejumlah kecil pimpinan yang menggunakan kekuasaan lebih banyak dalam memerintah. Seorang karyawan atau pegawai butuh adanya peraturan dan pimpinan yang tegas dan benar dalam menetapkan seluruh perintah dan kebijakannya, karena hal ini menyangkut kepercayaan dan sikap mental tegas untuk memajukan institusi organisasi.