Senyummu selalu kutunggu, bagaikan pungguk yang merindu
Bahagia hatiku, karena kau kini milikku”
Pipi Sarah memerah mendengar lirik lagu yang dinyanyikan suaminya.
“Gombal!” serunya geli.
“Biar gombal, tapi kamu suka kaaaan? Berandal mana coba yang bisa nyiptain lagu seperti aku?”
“Banyak!”
“Biarpun banyak, tapi kan cuma aku yang menciptakan khusus untuk kamu, Bidadariku,” Firdaus tersenyum.
“Dan cuma kamu yang bisa bikin Ibu pingsan bolak balik,” Sarah tertawa geli. Firdaus ikut tertawa.
Hingga sekarang pun, ibu Sarah masih tak sepenuhnya percaya bahwa pemuda yang ia anggap berandal dan pengangguran itu adalah Firdaus putra Pak Ridwan yang selalu ia banggakan dan kini menjadi menantunya.
#########THE END########
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H