Di penghujung tahun 2023, muncul salah satu trailer film yang akan tayang di tahun 2024. Trailer film tersebut cukup menarik perhatian karena mengingatkan pada salah satu film korea yang memiliki banyak penggemar.
Kamu sudah pernah menonton Train to Busan? Film korea yang rilis pada tahun 2016. Kemajuan film dan drama korea menambah kualitas yang diberikan kepada penonton.
Terbukti dari film Train to Busan yang mendapatkan perhatian banyak orang. Tidak hanya di Korea saja, Indonesia turut menjadi salah satu negara yang menyukai karya-karya Korea.
Mulai dari musiknya, film, drama, sampai makanan dan minumannya. Demam Korea menjadi salah satu trend baru yang tidak hanya digandrungi oleh kaum muda saja. Kaum emak-emak juga turut mengikuti trend demam Korea ini.
Salah satu pelopornya adalah film Train to Busan yang memang mampu menyita penonton Indonesia. Dengan tema zombie yang berlatar di gerbong kereta menjadi daya tarik paling memikat.
Bayangkan saja ketegangan melewati teror zombie yang hanya seluas gerbong kereta api. Sepertinya kita tidak bisa berbuat apa-apa dan tak bisa lari ke manapun.
Sejujurnya, saya sendiri salah satu penggemar film Train to Busan. Padahal saya tidak terlalu mengikuti segala trend terbaru dari Korea Selatan. Entah kenapa film Train to Busan menarik perhatian saya.
Tentunya itu karena tema yang dibawakan adalah zombie. Saya memang tipe penonton yang senang dengan tema zombie. Rasanya, hampir semua film dalam atau luar negeri yang bertema zombie sudah saya tonton.
Menonton film zombie apalagi dengan penuh keterbatasan yang hanya seluas gerbong kereta memang benar-benar bikin deg-degan. Belum lagi ada tokoh antagonis yang selalu ingin egois demi menyelamatkan diri sendiri.
Ketika tidak sengaja melihat trailer film yang akan tayang pada tahun 2024, saya langsung teringat pada film Train to Busan. Meski baru sekilas, tetapi dari judulnya saja sudah membuat saya teringat pada ancaman sepanjang gerbong kereta api dalam film Train to Busan.
Film itu berjudul Kereta Berdarah yang tayang pada 01 Februari 2024. Beberapa komentar pun dilontarkan netizen serupa dengan pendapat saya bahwa film ini mengingatkan pada film Train to Busan.
Tentunya penonton pecinta film Indonesia sadar betul bahwa tidak bisa menyamakan kualitas film kita dengan Korea. Namun dengan latar cerita yang hampir serupa, membuat kami mengapresiasi langkah para pekerja seni dalam membuat karya yang terus menerus mengalami peningkatan dari segi kualitas.
Tidak hanya kolom komentar, beberapa konten kreator TikTok yang konsen menayangkan review film pun menuturkan hal yang sama. Mereka pun langsung teringat pada film Train to Busan.
Sejak itulah, film Kereta Berdarah menjadi salah satu yang terdapat dalam daftar wajib tontonan di tahun 2024.
Film Kereta Berdarah diproduksi oleh MVP Pictures. Sebelumnya MVP Pictures sudah sukses dengan film horornya di tahun 2023 dengan judul Waktu Maghrib dan Di Ambang Kematian.
Kali ini, MVP Pictures mempercayakan film pertamanya di tahun 2024 kepada sutradara Rizal Mantovani. Dengan sederet aktor, seperti Hana Malasan, Kiki Narendra, Putri Ayudya, Zara Leola, Fadly Faisal, dan lainnya.
Film Kereta Berdarah menceritakan kereta api wisata yang terdiri dari 5 gerbong. Gerbong 5 dan 4 untuk penumpang kelas ekonomi. Gerbong 3 adalah kafetaria. Gerbong 2 untuk penumpang VIP. Sedangkan gerbong 1 dikhususkan untuk tamu undangan dengan pelayanan VVIP.
Kereta api itu baru pertama kali beroperasi dan disambut oleh antusias banyak pihak. Mulai dari pemerintah setempat, para investor, konten kreator, konglomerat, dan masyarakat biasa.
Sama halnya seperti pembuatan peresmian pertama kali akan beroperasi, tari-tarian tradisional turut menghibur tamu undangan. Ditemani dengan Bupati setempat yang begitu bangga dengan hasil kerjanya.
Kereta api itu hampir full penumpang. Dari gerbong VVIP sampai dengan kelas ekonomi. Semuanya terlihat menyambut antusias perjalanan selama 7 jam menuju sebuah ressort yang mewah.
Meski menempuh waktu yang cukup lama untuk sebuah kereta api kabupaten, penumpang dimanjakan dengan pemandangan yang memikat hati. Pohon tinggi menjulang dan pegunungan yang indah.
Setiap tokoh dalam cerita diperkenalkan satu persatu. Mulai dari para kru kereta api, Bupati, investor, dan tamu undangan lainnya.
Yang paling menarik adalah sepasang kakak adik yang duduk di gerbong paling terakhir. Purnama dan Kembang.
Purnama mengajak adiknya melakukan perjalanan sebagai perayaan atas kesembuhannya. Padahal sebenarnya, Purnama tidak benar-benar sembuh dan menyembunyikan kabar itu dari Kembang.
Kembang terlihat antusias menemani kakak tercintanya. Menikmati perjalanan meski sesekali terlihat protektif terhadap kesehatan Purnama.
Di gerbong 4, ada perempuan bernama Ramla yang terlihat misterius. Dari cari bicaranya saja sangat terbata-bata. Menyimpan rahasia tentang misinya mencari sang suami yang bekerja dalam pembangunan rel kereta api.
Di gerbong itu pun terdapat sekelompok anak muda yang asyik bernyanyi sepanjang perjalanan. Memetik gitar, bersenda gurau, dan mengikuti petikan gitar. Tak jauh dari mereka, ada pria yang berprofesi sebagai jurnalis. Mendapatkan tugas untuk meliput kereta wisata yang baru beroperasi itu.
Sekelompok konten kreator di kelas VIP turut disorot. Begitu terlihat selalu ingin higenis dan enggan bersatu dengan penumpang kelas ekonomi. Ada juga dua sejoli yang sedang berusaha kabur dari kasus penipuan affiliator. Saking tak mau kehilangan hartanya, mereka turut membawa sejumlah uang ke dalam perjalanan itu.
Kehadiran pramugara bernama Tekun turut menjadi sorotan. Meski sesekali ia sudah mengetahui ada yang janggal dengan kereta itu, ia tetap berusaha tersenyum kepada seluruh penumpang. Melayani sesuai prosedur agar tidak membuat panik seluruh penumpang.
Semuanya bermula ketika kereta api tersebut melewati terowongan pertama. Tiba-tiba, gerbong 5 lenyap begitu saja ketika memasuki terowongan tersebut.
Mulanya hanya Purnama dan Kembang yang menyadari itu. Kebetulan mereka sedang ada di toilet gerbong 4. Namun ketika akan kembali ke tempat duduknya yang ada di gerbong 5, mereka begitu tertegun karena gerbong 4 menjadi gerbong yang terakhir.
Purnama dan Kembang langsung melaporkan hal tersebut kepada Tekun. Tekun berusaha menenangkan dan berdalih hanya kesalahan teknis saja. Dengan berjanji akan meminta bantuan kepada pihak stasiun untuk menyusul rombongan yang tertinggal.
Namun ternyata, teror itu terus berlanjut. Setiap melewati terowongan, gerbong terakhir akan lenyap begitu saja. Dan gerbong terakhir itu akan dikerumuni oleh banyak makhluk halus dengan wujud yang beragam.
Latar dan tema dari film Kereta Berdarah sangat fresh dan berani menampilkan hal yang baru. Berlatar di kereta api membuat film ini menarik banyak simpati penonton.
Meski begitu, film Kereta Berdarah tidak sama dengan film Train to Busan. Kesamaannya hanya terdapat pada latar tempat yang ada di kereta api saja.
Tetapi untuk isi ceritanya sangat berbeda. Dalam film Train to Busan, penumpang dikejar oleh zombie. Mereka berusaha melindungi diri agar tidak terkena virus zombie.
Tetapi dalam film Kereta Berdarah, penumpang diteror oleh sosok astral yang tidak bisa dihindari. Tidak ada yang visa lari untuk menyelamatkan diri dari sosok itu.Â
Cerita terkait teror terowongan yang melenyapkan gerbong kereta yang paling belakang, menambah film Kereta Berdarah semakin menark. Saya sendiri tdak memprediksi bahwa setiap kereta tersebut melewati terowogan, satu persatu gerbong kereta akan lenyap begitu saja. Ide cerita ini sangat brilian dan masih jarang terdapat dalam film horor Indonesa lainnya.
Sebagai film dengan genre horor, film Kereta Berdarah tidak hanya menyuguhkan film seram dan mistis. Tetapi penonton juga disuguhkan adegan yang membuat ngeri.
Mulai dari adegan penusukan, sampai organ tubuh yang begitu brutal hancur dalam sekejap, terlihat begitu nyata. Sesuai dengan judulnya, film ini tidak tanggung menunjukkan adegan berdarah-darah.
Meski begitu, sebenarnya film ini masih terbilang aman untuk dinikmati. Tidak sebrutal film zombie yang memperlihatkan seluruh isi organ tubuh manusia. So far, fim Kereta Berdarah masih aman untuk dinikmati sambil ngemil popcorn.
Untuk adegan seramnya memberikan efek kejut kepada penonton. Ini hal yang wajar mengingat memang bergenre horor. Tapi sekali lagi, film ini masih dapat dinikmati dengan baik.
Properti yang terdapat dalam gerbong kereta api begitu tampak nyata dan mendukung cerita. Suasananya nyaris seperti berada di kereta api. Seluruh ornamen yang menempel nampak biat dan diperhitungkan dengan maksimal.
Sayangnya terdapat visual yang dibuat dengan animasi pada saat kereta api itu nampak dari luar. Tidak terlalu mulus dan terkesan buru-buru dalam mengeditnya. Padahal sepertinya masih bisa dibuat lebih halus lagi agar terlihat mirip dengan yang seharusnya.
Akting pada pemain pun terbilang oke dan masuk dalam inti cerita. Terutama akting dari aktor muda bernama Zara Leola yang membawakan karakter Kembang.
Zara Leola berhasil menjadi sosok adik pelindung untuk kakaknya. Begitu perhatian, protektif, dan tidak melepaskan unsur remaja seusianya.Â
Raut wajah takut dan penuh kecemasan berhasil ia sajikan dengan baik. Melihat kualitas aktingnya yang cukup menjanjikan, membuat Zara Leola harus semakin mengeksplor karakter lainnya yang berbeda.Â
Pemeran Ramla yang dibawakan oleh Putri Ayudya patut diacungi jempol. Ramla adalah seorang istri yang mencari keberadaan suaminya. Suaminya adalah salah satu pekerja yang turut membangun rel kerta api dan terowongan itu.Â
Menariknya, Putri Ayudhya tampil dengan suara yang terbata-bata seperti seseorang yang tak terbiasa berbicara atau baru belajar bicara. Ternyata karakter Ramla adalah seorang tuna rungu yang baru saja mendapatkan pendengaran lewat alat bantu dengar yang dikirim oleh suaminya. Sayangnya, sang suami hilang begitu saja dan tak kunjung ada kabar apalagi pulang ke rumah.
Sebelum mengetahui karakter Ramla yang ternyata tuna rungu, penonton sudah merasakan ada yang janggal dengan gelagat Ramla. Hal itu berkat akting yang baik dari Putri Ayudhya. Tanpa perlu menjelaskan dengan dialog, Putri dapat menampilkan karakter Ramla yang tuna rungu.
Sayangnya, saya cukup terganggu dengan akting yang dibawakan oleh Fadly Faisal. Bukan kali pertama bagi saya menyaksikan akting dari kakak selebgram ternama, Fujianti.Â
Fadly Faisal kerap tampil dibeberapa judul serial dengan kualitas akting yang cukup menjanjikan. Namun sayang, ternyata belum cukup memuaskan jiga harus beradegan dalam film horor yang dipenuhi adegan ketakutan.
Pada intinya, film Kereta Berdarah sangat jauh berbeda dengan film Train to Busan. Meski begitu, film Kereta Berdarah masih sangat layak untuk dinikmati. Dikemas dengan nuansa lokal yang khas ala film horor Indonesia.
Film Kereta Berdarah ingin menyampaikan pesan untuk tidak merusak lingkungan. Apalagi untuk hal-hal hanya menguntungkan pihak-pihak elite politik saja.
Pembangun harus tetap melihat kondisi alam. Bukan serta merta karena memiliki kedudukan, bisa seenaknya saja mengambil keputusan dan kebijakan yang ternyata justru merusak alam dan seisinya.Â
Apalagi di beberapa daerah masih kental dengan berbagai kepercayaan yang turun menurun diceritakan kepada generasinya. Tahayul, mitos, legenda, kesurupan makhluk halus, dan unsur lainnya yang masih kental dipercaya oleh masyarakat daerah setempat.
Sejauh ini, film Kereta Berdarah menjadi film horor favorit saya di tahun 2024. Nuansa horornya ada. Suasana yang mencekam pun turut dihadirkan. Adegan berdarah juga membuat ngeri. Namun semuanya dikemas dengan porsi yang pas dan masih bisa dinikmati dengan baik.
Meski masih banyak kekurangan, setidaknya film Kereta Berdarah bermaksud menyampaikan pesan yabg mendalam. Terkait dengan kerusakan lingkungan.Â
Tunggu apa lagi? Ayo segera ke bioskop untuk menonton film Kereta Berdarah. Sudah tayang di seluruh bioskop Indonesia sejak 01 Februari 2024!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H