Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pray for Sumedang, Tahun Baru yang Mencekam untuk Warga Sumedang

2 Januari 2024   05:00 Diperbarui: 2 Januari 2024   22:39 4751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasien RSUD Sumedang dipindahkan ke Jalan Raya pascagempa bumi dengan magnitudo 4,8 (31/12/23). (Sumber: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi via kompas.com)

Kami semua sudah berencana, bahwa di malam hari akan menyambut perayaan malam tahun baru secara terpisah. Ada yang memilih kembali ke rumahnya. Ada pula yang berencana berkumpul dengan teman-teman dalam rangka temu kangen.

Sore itu turun hujan. Menjelang ashar, beberapa anggota keluarga mulai sibuk mempersiapkan diri. Ada yang sudah berpamitan. Ada juga yang masih siap-siap.

Saya sendiri sudah ada janji berkumpul di salah satu rumah teman. Kami akan berkumpul setelah sholat Ashar. Perkumpulan ini memang rutin dilakukan setiap menyambut tahun baru. Satu sama lain akan membawa perbekalan amunisi untuk mengisi perut sepanjang malam.

Menunggu adzan ashar, saya duduk di ruang tengah. Semuanya juga berkumpul di sana. Di luar sedang turun hujan, membuat kegiatan sore cukup terbatas. Hanya bisa beraktivitas di dalam rumah saja.

Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar sangat kencang. Ini adalah peristiwa mencekam yang kami alami. Suara gemuruhnya sangat berbeda. Bukan seperti suara angin, ataupun suara petir karena hujan. 

Saya tidak bisa mendeskripsikan dengan pasti suara gemuruh itu. Yang saya rasa, suaranya seperti runtuhan bebatuan yang dari pegunungan. Atau kalau ingin lebih fantasi lagi, seperti ada raksasa berjalan di daerah rumah.

Suara gemuruh itu dibarengi dengan dorongan yang amat dahsyat. Dorongan itu dapat kami simpulkan sebagai gempa bumi. Semuanya berlari ke luar rumah. Sambil berteriak, "Aya lini!!!!" Kalimat itu menggunakan bahasa sunda. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, artinya adalah "Ada gempa!!!"

Bukan kali pertama bagi kami merasakan gempa bumi. Mulai dari gempa yang berpusat di Tasikmalaya, Garut, Pangandaran, Cianjur, Cilacap, Bandung, sampai Yogyakarta turut terasa juga sampai ke Sumedang. 

Namun gempa sore itu sangat berbeda sekali. Biasanya hanya terasa pusing seperti diombang-ambing di lautan. Tetapi kali ini berbeda. Seperti ada yang mendorong, lalu menarik kembali. Seperti orang yang sedang bermain yoyo. Guncangannya sangat berbeda. 

Tidak hanya rumah kami, seluruh rumah yang ada di daerah itu, para penghuninya berhamburan ke luar. Kami teringat pada gempa tadi pagi yang ada di Pangandaran. Pikir kami saat itu mungkin ini adalah gempa yang berasal dari Pangandaran.

Namun, prediksi itu terpatahkan ketika notifikasi dari BMKG muncul di layar ponsel. Pusat gempanya adalah di Sumedang dengan magnitudo 4,1. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun