Ternyata Kakek mendengar umpatanku. Ia langsung berhenti melakukan pergerakan bersih-bersih. Memandang aku, lalu berkata, "Buku itu akan bertemu tuannya!"
Tak ada yang bisa aku lakukan selain mengikuti perintah Kakek. Aku hanya membantu kakek merapikan buku yang ada di deretan bawah saja.
Tiba-tiba, lonceng di depan pintu berbunyi. Menandakan ada pelanggan yang datang. Aku dan Kakek serentak menoleh. Kami sama sekali tidak menyangka bahwa hari ini akan ada pelanggan berkunjung ke Toko Buku Ajaib.
Pemuda tampan dengan badannya yang tegap. Rambutnya lumayan gondrong dengan lengkungan wajahnya yang nyaris sempurna. Sebagai perempuan, aku bisa memasukkan pemuda itu berada di golongan laki-laki tampan yang menarik hati.
Tak ingin kehilangan momentum, tanganku dengan sigap merapikan rambut ku yang tergerai asal.
Menghampiri pemuda itu yang tampak kebingungan, seraya berkata, "Selamat datang di Toko Buku Ajaib. Tempat yang akan memberikan keajaiban dalam hidup!"
Pemuda itu tersenyum ramah padaku. Sepertinya pipiku akan berubah warna menjadi merah ceri.
"Wah menakjubkan, benar-benar ajaib! Saya tak pernah merasakan sensasi luar biasa selama berada di toko buku!" ucap pemuda itu dengan mata yang berbinar.
Badannya berputar 360 derajat. Melihat seisi toko ajaib dengan tatapan penuh takjub. Tangannya mulai menyentuh beberapa buku yang baru saja dibersihkan oleh Kakek.
"Cari buku apa Mas?"Â tanya Kakek.
Pemuda itu terdiam sejenak. Seolah berpikir maksud dan tujuan kedatangannya ke Toko Buku Ajaib.