Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bunda, Kita Berhak Bahagia!

11 November 2024   11:05 Diperbarui: 11 November 2024   11:18 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi pengantar Motivasi (Dok.Tim SHC Batch 4)

Mengapa rasa bahagia itu belum sempurna ada dalam jiwa?

Setiap orang memiliki rasa sedih, kecewa, marah, gundah, sakit hati, cemas dan perasaan negatif lainnya dengan tingkatan yang berbeda sesuai pengalaman kehidupan masing-masing.

Perasaan sedih saya, misalnya, tidaklah sama dengan tingkat kesedihan yang Anda rasakan.

Jangan menyontek perasaan sedih atau masalah orang lain, karena manusia punya masalah masing-masing, sehingga kita perlu melepas masalah tersebut dari diri sendiri.

Kelas yang diselenggarakan ini adalah untuk membantu mengurangi penderitaan yang dirasakan para peserta dan setelah keluar dari kelas SHC bisa menjadi pribadi yang bahagia. Benar-benar bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berbahagia.

Menjadi seorang Ibu, tidaklah mudah dalam mengelola perasaan yang ditanggungnya. Emosinya bisa naik turun, berbagai keadaan musti dihadapi. Baik itu urusan keluarga kecilnya, urusan keluarga besar, komunikasi dengan suami dan anak, urusan rumah tangga, dan kegiatan pribadi di lingkungan sosial.

Tidak mudah menjadi ibu yang kuat, tangguh, dan hebat. Di sinilah pengorbanan seorang Ibu yang persiapannya jauh sebelum menikah untuk menyiapkan diri sebagai seorang istri, lalu menjadi seorang ibu setelah melahirkan, merawat dan mendidik anak, hingga berlangsungnya proses kehidupan yang dijalani berikutnya.

Jujur saja, adakah rasa marah, kecewa, gusar, gelisah, cemas, sedih atas perjalanan hidup yang tidak sesuai dengan harapan?

Membayangkan suami yang selalu romantis, atau memberikan naflah lahir dan batin sesuai permintaan, eh, ternyata sayangnya hanya saat masa perkenalan dan kurang cukup dalam memberikan nafkah setelah menikah.

Membayangkan anak-anak menuruti perintah dan larangan orang tua sebagaimana kita berusaha mendidiknya, eh, ternyata masih saja membangkang.

Membayangkan mendapatkan dukungan dari orang tua dan mertua dalam mengembangkan kemampuan diri, eh, ternyata tidak diperkenankan ke luar rumah untuk urusan tersebut. Cukup di rumah saja, urus anak dan suami, itu juga ibadah kok. Nggak perlu harus ikut kursus ini itu! 

Saat kita berusaha menjalani kehidupan rumah tangga sebaik mungkin, ternyata ada juga terselip ketidaksetiaan suami, anak mendapatkan masalah di sekolah atau lingkungan pertemanan, akhirnya masalah menjadi menumpuk dalam benak, sehingga berlanjut menjadi stres, dan membuat bunda menjadi tidak bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun