Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jodoh untuk Surti

4 Mei 2023   13:41 Diperbarui: 4 Mei 2023   13:49 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayo, Nduk. Teman Ibu sudah datang dan menunggu bersama calonmu," katanya.

"Ibu yakin pada pilihan Ibu?"

"Yakin, Ibu mengenalnya sejak lama. Tetapi karena pindah, lama tidak pernah ketemu. Tetapi Ibu sering telpon ibunya. Sahabat Ibu waktu sekolah. Pasti kamu cocok. Ibu tahu seleramu."

Ibu mengerdipkan mata menggoda pada Surti. Ia yakin putrinya pasti bahagia.

Surti teringat Ibu sering bercerita dulu memiliki sahabat, namanya Tante Hesti. Ia belum pernah ketemu, kecuali mendengar ibunya berbincang di telpon. Itupun tak sering.

Surti keluar berbarengan dengan Ibunya menuju ruang tamu.

"Kamu?"

Surti kaget dan marah, lalu hendak lari menuju kamar kembali. Ia tidak bisa menerima kenyataan ini. Mengapa harus dia?

"Kalian saling kenal?"
Putra teman Ibu mengejar Surti dan memegang bahunya.

"Dik, tunggu. Jangan salah paham. Aku mengerti kamu sakit hati. Tetapi inilah kenyataan yang kita hadapi saat ini. Ternyata kita berjodoh."

"Siapa bilang? Bukankah dulu kamu menolakku, Mas?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun