***
Sebuah cerita yang mengharukan buat saya. Perubahan itu pasti karena zaman itu berubah. Cara mendidik anak pun harus menyesuaikan zamannya. Namun menebar kebajikan itu harga mati. Berbuat baik janganlah di tunda-tunda.Â
Saya yakin, anak-anak berlomba berbuat kebajikan selagi ada yang bisa dilakukan saat itu juga. Allah datangkan caranya di depan mata dengan kejadian motor mogok. Keikhlasan, rasa tulus dan percaya, meliputi hati mereka untuk langsung menolong tanpa pamrih.Â
Terima kasih ya, anak-anak sekalian. Pahala terbaik untuk kalian atas kebaikan ini. Salam hormat untuk ayah bunda dan para guru yang mendidikmu dengan budi pekerti baik.
***
Catatan tambahan:
Peristiwa tersebut ternyata disaksikan oleh suami dari wali kelas anak saya. Saat artikel ini ditayangkan, beliau membenarkan ada kejadian tersebut berdasarkan cerita dari suaminya.
Rupanya ada pula yang turut menyaksikan. Bahkan salah satu orang tua dari siswa penolong tersebut membubuhkan komentar bahwa satu diantaranya adalah anak beliau.
Belakangan hari setelah artikel ini saya unggah dan berbagi kisah kepada walikelas, rupanya tulisan kisah kebajikan ini mendapat respon baik dari kepala sekolah untuk menyebarkannya ke grup perpesanan.
Anak gadis saya mengatakan bahwa pada kesempatan apel pagi, Kepala Sekolah membacakan artikel ini dihadapan siswa dan guru, selanjutnya memanggil tiga siswa yang terlibat langsung menolong ART saya. Beliau berjanji akan memberikan apresiasi berupa sertifikat kebajikan atas perbuatan baik menolong sesama.
Mohon doanya kepada para pembaca, agar saya pun bisa berkesempatan langsung bertemu dengan anak-anak remaja yang baik hati tersebut. Aamiin.