Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebaikan dari Rasa Tulus dan Percaya

29 Juli 2022   12:16 Diperbarui: 13 Agustus 2022   06:24 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayah sudah pulang ternyata, Bulik, jadi bisa jemput aku. Bulik gimana?"

"Ndak apa-apa, Bulik dorong pelan-pelan sampai ketemu bengkel. Dah, kamu jangan kemana-mana. Tunggu di situ aja, biar Ayah gak susah nyari kamu, ya." Bulik berlalu dan memastikan putri saya duduk di tempat biasa untuk penjemputan dekat sekolah.

Dari pintu keluar sekolah menuju jalan besar, pengendara melalui satu jalur jalanan yang lebarnya tak seberapa, pas untuk lalu lalang mobil dan motor. Baru beberapa meter mendorong motor, seorang siswa laki-laki bermotor menghampirinya.

"Kenapa motornya, Bu?" Sapanya dengan santun

"Ndak tahu, Nak. Tiba-tiba mogok."

"Habis bensin, kah?" Tanyanya sembari mematikan kendaraan dan memarkirkan ke tepi.

"Gak kok, bensin masih penuh. Ini mau ke bengkel aja."

"Waduh, Bu. Bengkelnya lumayan jauh kalau didorong begini." 

"Gak apa-apa, pelan-pelan kan nanti sampai," Bulik menjawab optimis.

"Gini aja, Bu. Ibu pake motor saya, antar si Anak Ibu ke rumah," kata siswa laki-laki sembari menyerahkan kunci motornya. "Motor Ibu saya bawakan ke bengkel," sambungnya sembari memberi petunjuk bengkel terdekat dari sekolah.

"Wah, jangan Nak! Ibu gak berani bawa motor orang. Lagian anak cewek yang Ibu mau jemput, sudah janjian dijemput ayahnya," Bulik menolak dengan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun