Sepasang petani bawang yang sedang berlindung di bilik bambu beratap terpal plastik, mendekat dan membantu kami untuk segera berteduh.
Saya dan kakak masuk ke dalam tenda kecil di pinggir sawah, bersisian dengan jalan desa. Berempat kami meringkuk, kedinginan. Kakak memeluk saya yang sudah mulai menggigil. Saya takut, benar-benar takut. Angin diluar sangat kencang bergemuruh, seiring dengan hujan besar yang menghantam bumi.
Bilik petani nyaris tercabut tersapu badai. Sekuat tenaga mereka memegangi terpal yang tersemat. Kami pun sempat mendengar derak-derak pepohonan yang jatuh di jalanan. Sungguh, ini peristiwa yang baru pertama kali saya alami.
Sekitar satu jam keadaan tersebut berlangsung. Saya menangis lirih dalam pelukan kakak sembari berdzikir. Lambat laun, hujan mulai mereda. Angin hanya sesekali menghantam terpal.
Melihat suasana mulai bersahabat, kami mohon pulang untuk segera berlari ke rumah yang tinggal beberapa ratus meter lagi. Dengan mengucapkan terima kasih atas pertolongan mereka, kami pun pamit.
Saya lebih dahulu berjalan cepat meninggalkan kakak. Ia melindungi saya dari belakang sembari membawa peralatan kursus yang telah basah kuyup. Sepanjang jalan, pemandangan jalan desa dipenuhi dengan reruntuhan ranting dan dahan, berserakan.
Alhamdulillaah, saya tiba di rumah dengan selamat, disambut ibu dan kakak yang lain. Rupanya semua listrik dipadamkan. Beberapa pohon tua ada yang roboh karena badai angin.Â
Ibu langsung memandikan kami berdua dengan air hangat. Kakak saya yang lain menyiapkan teh hangat, prihatin melihat kondisi saya yang menggigil hingga bibir gemetar.
Sejak sore hingga pagi menjelang, saya tidur dengan nyaman dalam pelukan ibu, di musim hujan yang membuat saya terkenang kehangatan beliau.
Dan, satu lagi. Keseokan harinya, dari pagi hingga siang, saya dan kawan-kawan melakukan gladi bersih untuk tampil membawakan tari dan kesenian lainnya dalam rangka menyambut pergantian tahun di lingkungan perumahan pabrik gula.
Malam harinya, pentas seni tetap dilaksanakan sesuai jadwal, meski tanpa listrik. Sebagai gantinya, penerangan menggunakan pertromak, lilin, dan senthir (lampu minyak) Senter digunakan seperlunya untuk keperluan Master Ceremony mengantarkan rangkaian acara.