Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisa Jadi, Saya (Mungkin) Bisa Melihat Hantu

4 Desember 2020   10:12 Diperbarui: 4 Desember 2020   10:33 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oom mengajakku ke kamar ibu, jendela masih terbuka. Pandangan kami berdua mengarah ke pohon jambu. "Endi?" (Mana?) oom bertanya menyelidik. "Mau awan. Saiki ra ono" (tadi siang, sekarang gak ada) jawabku.
Oom tertawa, dianggapnya saya bercanda.

Namun sejak kejadian itu, oom saya rajin mengelus-ngelus tulang hidung dan kedua alis saya dengan dzikir, dan mengusap mata saya dengan Bacaan Surah Al-Fatihah, dengan maksud menghilangkan 'kemampuan' saya 'melihat' hal-hal aneh. Hal itu berlanjut sampai saya berusia sekitar 7 tahunan setelah pindah ke Pabrik Gula lainnya.

Hal itu oom lakukan, karena beliau sendiri ternyata juga pernah melihat hal yang sama dan bahkan pernah sholat sendirian, tapi di cermin lemari, terlihat ada yang ikut bermakmum dengannya. Ketika selesai salam, tak ada siapa-siapa di belakangnya. 

Bahkan, pernah suatu malam, ia memperhatikan kantong celana panjang yang digantungnya bergerak-gerak sendiri, yang mana uang kertas bisa bergerak keluar sendiri. Lalu dengan santainya Oom menegur, "Awas kamu ya, berani-beraninya nyuri uangku! Tak masukkan neraka!" Tiba-tiba gerakan uang itu terhenti, menggantung begitu saja.

Oom tidak ingin saya bisa 'melihat' yang aneh-aneh.

Saya pun berdoa dan meminta kepada Allah, agar tidak lagi melihat yang begituan deh. Beneran ga mau lagi!

Percaya atau tidak, justru semakin dewasa bahkan sudah emak-emak begini, saya masih bisa 'merasakan' jika saya memasuki 'wilayah asing'.


Nantikan kisah berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun