"Tadi pagi di Breaking News disiarkan kematian Pak Romi. Ia salah satu klien lama yang memintaku untuk menangkap Tuyul Hitam. Tapi, yang tertangkap malah Tuyul biasa. Polisi menemukan banyak benda mistis di rumahnya," jelasku.
"Wah, kebetulan sekali dengan munculnya Tuyul Hitam di rumahmu. Apa penyebab kematian Pak Romi?"
Tama menggelengkan kepalanya. "Kematiannya mengerikan. Gadis manis sepertimu sebaiknya tak mengenal kejahatan dunia. Apa kau sanggup mendengarnya?"
Ranko merengut. "Aku bukan gadis kecil yang harus diperlakukan seperti porselen yang mudah pecah."
Tama menghela napas. "Ia mati dengan rongga dada yang kosong. Ada yang mengambil jantungnya."
"Mungkin ia korban penjualan organ tubuh?" Tanya Ranko sembari mengerutkan kening. "Bukankah sedang marak penjualan organ tubuh?"
"Mungkin saja," ujarku membenarkan dugaan Ranko.
"Jika hanya itu, mungkin disebabkan perbuatan manusia. Tapi, ada keganjilan lain," kata Tama.
"Apa?" Tanya Ranko. Matanya yang jernih membulat karena penasaran.
"Ia tak memiliki darah setetes pun."
"Maksudnya darahnya membeku setelah dibunuh?" Tanyaku.