"Kau bisa membaca dalam keadaan terbalik?" Tanyaku sembari tertawa.
Ranko tersipu malu. Ia segera membenarkan posisi komik tersebut.
"Melamunkanku, ya?"
Tanpa menghiraukan godaanku, Ranko bertanya, "Ray, mengapa berdandan seperti itu?"
Aku menyeringai dan berputar bak peragawan. Kusibakkan jubah hitamku. Mataku berbinar-binar. "Aku dan Tama akan mengikuti pesta topeng. Tadi aku baru mengambil kostum ini dari pusat penyewaan. Tebak siapa aku?"
"Dracula?"
Aku menggelengkan kepala sembari mengacungkan tongkat sihir dengan angkuh. "Harry Potter." Kemudian, kuketuk dahi Ranko dengan ujung tongkat sihirku. "Berubahlah kau jadi kelinci."
"Konyol," ujar Ranko sembari mendengus.
Ketika aku membuka lemari, ekspresi wajah Ranko tampak terkejut. "Mengapa ekspresimu seperti melihat setan?"
"Tak apa-apa. Aku hanya terkejut karena melihat cicak dekat lemarimu."
Aku mengangkat bahu. Ranko tampak risau entah karena apa. Mungkin ia sedang PMS. Aku mengeluarkan topeng hitam dari laci lemari dan memakainya.